"Butuh tumpangan? mahluk aneh." Ujar emma.
Vladmin so-pokus mengayuh sepedahnya kemudian sesaat dia menoleh ke samping.
"Aku tak butuh bantuanmu puteri manja."
Vladmin menjawab sambil tersenyum.
Vladmin kemudian menoleh ke depan dan mempercepat laju sepedahnya mencoba menjauhi mobil yang dikemudikan emma.
Emma tersenyum , dia melaju-kan kencang mobilnya melewati vladmin yang tengah sibuk mengayuh sepedahnya.
Vladmin menatap mobil melaju kencang yang dikemudikan emma.
"Dasar si puteri manja."
ujarnya.
Vladmin kemudian tertawa kecil , melihat emma yang mengebut di jalanan sepi.
Siang itu vladmin sampai di rumah nya yang berupa apartemen milik pribadi sempit dan berantakan.
Dia membuka pintu dan melihat ayahnya tuan semenevski vladminov tengah mabuk berat akibat minum minuman keras terlalu banyak.
Dulu keluarganya bahagia dan mempunyai rumah besar , ibu dan adik nya bernama mievva sangat lucu.
Sering tersenyum manis padanya setiap pulang dari sekolah.
Kini semuanya hancur dan itu karena ulah ayahnya yang gemar berjudi dan menghamburkan uang.
Hingga ibunya tak kuat dan memutuskan untuk bercerai.
"Vladmin.. vladminsky!"
Aku mendengar ayah memanggil namaku dengan nada mabuknya yang menjijikan.
Aku menolongnya membangkitkan ayah ku yang tergeletak di lantai , membantu membaringkan-nya di kursi.
Suara handphone ku berbunyi nyaring.
Aku mengambilnya dari saku celana , kulihat kepala sekolah meneleponku.
Ku menatap ponsel-ku menjawab nya dan ter ingat bahwa dia sangat baik , tanpa dia mungkin aku tak akan bisa sekolah.
Dia adalah cerminan ayah dulu , baik , pengertian dan ku selalu mengingatnya bahwa dia terlalu baik padaku , segala kebutuhan ku dia selalu penuhi dan aku banyak berhutang jasa padanya.
"Hallo , Pak?"
aku membuka percakapan.
"Vladmin? , ku harap sebelum kau berangkat besok , kau datang ke rumahku,"
"Tentu , pak!" Jawabku.
Dia menutup sambungan teleponya dan aku menatap layar ponsel yang tak berwarna.
Aku melingkari tanggal dalam buku harianku.
Yang barusan ku rogoh dari saku celana ku!
Di tahun 2007 ini ku harap menjadi tahun terbaik , karena tahun ini aku mendapatkan beasiswa , hingga aku harus di terbang kan secepatnya ke kota metropolitan yang megah itu.
Sore ini di kamarku aku membuka jendela menatap ter akhir kalinya kota masa kecil ku.
Menarik nafas!
Aku menoleh ke samping dan banyak kenanganku di kota ini , terutama rumah di seberang apartemen sana.
Itu dulu rumah kami dan menyimpan banyak kenangan , kini rumah itu dijual oleh ibu dan entah siapa pemiliknya.
Satu tahun cepat berlalu sejak ibu menjual rumah itu.
Malam kini datang. Aku menyalakan lampu di apartemen kecil ini , aku selesai berkemas untuk pergi besok dan semua sudah dimasukan dalam koper ku yang sudah ku persiapkan.
Ku menghampiri ayah malam itu , dia baru sadar dari mabuknya , dia melirik dan menatap ku dengan tajam lalu melihat - lihat koperku di samping kursi.
"Vladminsky kau mau ikut ayah?"
Aku terheran kaget dan tak mengerti apa yang dimaksud olehnya.
"Jangan pura pura tidak tau , pasti kau menguping ayah saat menelpon dengan bos ayah , iya kan?"
Aku diam dan hanya menatap tajam matanya yang terlihat sayu itu.
"Jawab,"
Ayah mendesaku kasar.
Aku menjawab dengan nada lembut dan santai.
"Aku besok akan pergi meninggalkan ayah , entah akan kembali cepat atau lama , itu tak pasti!"
"Aku tak tau apa yang ayah maksud! , tapi aku besok harus benar benar pergi." Tegasku padanya.
Ayah menatapku dengan tajam dan berkata.
"Bagus , kebetulan juga lusa ayah akan ke polandia untuk bekerja kontruksi bersama teman ayah disana,"
"Ayah merasa bahagia jika kau tak ikut dan kau tau? , kau hanya bisa menyusahkanku!"
Aku terdiam dan tak membalas omongan menyakitkan nya itu , perlahan aku melangkah masuk ke kamarku.
Sedangkan ayah ku membuat kegaduhan di ruang tamu dan memberantakan beberapa barang.
Entah apa yang dia cari , namun setelah memberantakan barang barang itu dia keluar rumah di malam itu dengan tergesa - gesa.
Malam yang gelap diluar udaranya juga dingin , aku duduk diatas kasur dan membuka buku tua dari perpustakan itu.
Aku melihat judul buku itu bernama samara , mungkin semacam buku percintaan masa lampau? , Entahlah..
Entah , aku tak mengerti makna bahasa dalam buku ini , semacam kita harus memahami kosa kata secara mendalam untuk mengerti setiap bait nya.
Aku hanya membuka tanpa membacanya , lumayan tebal dan masih rapih , kuperiksa , tidak ada sobek dan cacat dalam lembaran buku.
Tidak buruk bagi buku usang seperti ini.
Aku kemudian menutupnya dan memasukan buku itu kedalam ransel , berharap menyenangkan untuk dibaca nanti di perjalanan.
Beberapa saat kemudian aku terbaring di kasur.
Mataku menatap pada lampu yang redup dan samar , aku terngiang suara ketukan di ketuk keras di pintu depan malam itu.
ternyata setelah meyakinkan beberapa kali terdengar keras ketukan itu mendadak aku terperanjat kaget.
"Ayah?"
Teriaku penuh tanya.
"Buka pintunya vladminsky!"
Jawab suara dari luar pintu.
Aku terbangun dan ter peranjat bergegas berjalan ke pintu depan , membuka kunci dan setelah ku buka , ayahku masuk dan ku kunci lagi pintu itu.
"Biasanya ayah pulang pagi? , kenapa sekarang cepat pulang?" Ujarku.
Dia tak menjawab pertanyaan ku , malah langsung masuk ke kamarnya.
Aku pun masuk ke kamar ku dan berbaring di kasur lalu terlelap tidur.