Tubuh Rosea menegang sempurna. Matanya menyipit karena senyum yang tak kunjung reda. Tangannya terus meraba tubuh Alaric sesuka hati, menyentuh dada Alaric dan mengusapnya perlahan. Tentunya, Alaric si mesum merasa tersiksa gairah. Tetapi, dia bisa menahannya dengan baik. Ini semua demi Rosea. Gadis yang sedang bahagia karena bisa menyentuh pria itu.
"Alaric, aku harus memanggil psikiaterku." Kata Rosea dengan wajahnya yang penuh antusias. Diraihnya ponselnya sendiri, kemudian segera menghubungi psikiaternya.
"Halo? Dokter Belle?" Rosea mengawali percakapan.
Dokter Belle mendengar gadis itu menelfonnya merasa khawatir. Dia takut barangkali keadaan Rosea memburuk atau mungkin, trauma nya kambuh kembali.
"Ada apa, Rosea? Apa keadaanmu memburuk?" Tanya Dokter Belle.
Rosea tentunya menggeleng cepat. Matanya terus memperhatikan Alaric yang berdiri di depannya dengan senyum mengambang.
"Aku bisa menyentuh pria, Dokter. Aku menyentuh temanku sendiri!" Teriak Rosea penuh antusias.