Pengobatan berjalan seperti biasanya. Alaric yang selalu mendampingi sang istri setiap saat, dan Rosea yang hanya bisa terbaring lemah di atas ranjang.
Sakitnya bertambah berkali-lipat saat dia tengah menjalani kemoterapi. Efek kehamilan ditambah dengan penyakitnya, serta dengan efek dari kemoterapi berhasil membuat Rosea sangat tersiksa.
Andai saja Tuhan memberinya pilihan di depan mata, mungkin Rosea akan berpikir ribuan kali sebelum memencet bertahan.
Karena, gadis itu hanya manusia biasa. Dia bukan perempuan super yang kebal akan rasa sakit.
Beruntung, sang suami selama ini mendampinginya dengan baik. Alaric tidak melakukan hal yang menyakiti hatinya.
Anda saja pria itu melakukannya, entah dengan apa Rosea akan bertahan.
Karena, sakit hati adalah sesuatu yang sulit untuk dimengerti dan sulit untuk disembuhkan.
