Dekapan hangat yang dia terima adalah sesuatu yang sangat gadis itu sukai saat ini. Entah mengapa, rasanya sungguh menenangkan. Hatinya yang membeku seolah dapat mencair seketika.
"Terima kasih karena selalu ada untukku, Alaric." Kata Rosea.
Kepalanya bersandar pada dada bidang sang suami, menikmati suara detak jantung pria tersebut.
"Jangan pikirkan masalah keturunan, sayang... kau hanya perlu sembuh untuk kami." Ucap Alaric, mencoba menenangkan Rosea yang masih sedikit menitihkan air matanya.
Bohong jika Rosea tidak merasa iri terhadap kehamilan Ashana. Bohong jika Rosea berkata bahwa dirinya baik-baik saja mendengar berita tersebut. Karena, yang dia inginkan selama ini adalah seorang keturunan!
Sedangkan Ashana dan Darren yang terlihat tidak begitu menginginkannya justru mendapatkannya terlebih dahulu.