"Kau habis darimana?" Tanya Alaric.
Matanya menelisik sahabatnya yang pulang sedikit terlambat. Entahlah, rasanya menggoda Darren di saat pria itu sedang lelah adalah sesuatu yang menantang. Apalagi saat Alaric sendiri sedang membutuhkan teman untuk membuang keringat.
"Ashana." Jawab Darren datar. Pria itu melepaskan jas dan kemejanya, melemparkannya begitu saja ke atas sofa.
Sedangkan Alaric kini mulai mendekat disertai telunjuk yang terarah sempurna pada Darren. "Kalian... saling jatuh cinta? Rasanya tidak mungkin seorang Darren betah berlama-lama dengan perempuan jika tak memiliki perasaan lebih." Selidik Alaric.
Darren yang merasa lelah dan jengah hanya memperhatikan Alaric dengan tatapan marahnya. Pria itu meninggalkan Alaric. Sayangnya, baru beberapa langkah, Darren terhenti saat mendengar ucapan sahabatnya.
"Kalau begitu, My Rose milikku artinya." Kata Alaric.