Reyn berjalan menuju bangkunya sambil membawa tugas PKN yang kemarin dikerjakan bersama sama.
"Eh liat dong." ucap Dara menghampiri Reyn.
Reyn meletakkan hasil kelompoknya di atas meja.
"Wih wih wih. Bagus amat beli dimana?" ucap Dara seenaknya.
"Beli, beli, pala lu beli!" jawab Ferga yang mendengar ucapan Dara barusan.
"Tau tuh! Asal ngomong aja kerjaannya." sahut Irish yang berdiri di samping Reyn.
"Gua kan nanya astaghfirullah. Salah mulu gua." ucap Dara kemudian.
"Iyalah, lu salah. Orang nanya tapi nadanya kaya ngerendahin gitu. Siapa ga kesel coba." ucap Reyn.
"Tau tuh! Kita udah susah-susah, udah capek-capek ngerjain. Mulai dari ngecat apalah segala macem. Lu malah ngatain seenaknya kalo ini beli." timpal Erlyn.
"Udahlah udah. Kalo dia ngatain kita beli, berarti hasilnya emang sebagus itu dong. Sampe dikira kita ga bikin sendiri." Ucap Sheila melerai perdebatan tersebut, kemudian tersenyum.
"Iya deh iya..." ucap Erlyn dan Reyn kemudian terdiam.
***
TOK TOK TOK
Suara pintu kelas diketuk, terlihat seorang gadis rambut panjang menggunakan training mencari Reyn. Yang tak lain itu adalah Puspa.
"Assalamualaikum, Reyn ada disini?" ucap Puspa dari depan pintu.
Reyn spontan menoleh ke arah pintu, Puspa yang melihat Reyn pun menghampirinya.
"Reyn, temen temen lu yang ikut ekstra tari, nanti waktu istirahat pertama suruh ke aula ya pake training." pinta Puspa.
"Oh, iya kak."
"Ya udah gue balik dulu ya. Udah mau bel." ucap Puspa sambil curi-curi pandang terhadap Ferga. Sedangkan Ferga asyik memainkan bukunya, mencoret-coret bagian belakangnya. Kemudian Puspa berjalan meninggalkan kelas Reyn.
***
"Eh, nanti yang ikut ekstra tari disuruh ngumpul di aula ya, pake training." ucap Reyn dari sebelah meja guru.
Tiba tiba, Bu Yosani guru PKN melewati kelas 7F, dan tak sengaja melihat Sheila. Seketika seisi kelas hening. Bu Yosani tampak memandangi papan berbentuk persegi berukuran lumayan besar yang yang dibawa Sheila. Kemudian Bu Yosa berjalan memasuki kelas dan mendekati Sheila.
"Ini apa Mbak?" Tanya guru yang sudah tua tersebut, dengan mata sipit nya sambil mengangkat papan yang ada di tangan Sheila.
"Ini hasil kelompok saya yang tugas Pancasila Bu." Ucap Sheila menjelaskan.
Anak-anak berkumpul di bangku Reyn, sehingga terasa lebih sesak dan sulit untuk mendapatkan udara.
"Wah bagus ini. Ini bikin sendiri kan? Nggak beli? Yang tidak berkepentingan bisa kembali ke tempat duduknya." tanya Bu Yosa kemudian meminta anak-anak untuk tidak bergerombol.
"Ndak Bu. Ini bikin sendiri Bu, kemarin sampe laper laper." ucap Irishb bercanda seperti biasa.
"Beneran bagus loh ini. Nanti akan saya pajang di ruang guru. Dari kelas ini baru satu kelompok yang selesai mengerjakan?" tanya Bu Yosa kagum melihat hasil dari kelompok Reyn. Karena hasilnya memuaskan dan pengerjaannya termasuk cepat.
"Iya Bu, baru kelompok saya." jawab Reyn.
"Ya sudah, nanti di belakangnya jangan lupa diberi nama anggota kelompok, sama apa yang dikerjakan ya. Biar adil nanti nilainya." ucap Bu Yosa.
"Oh, iya Bu. Nanti akan saya data." jawab Reyn.
"Mampus..." ucap Ferga pelan. Walau pelan, tetapi Bu Yosa dapat mendengar perkataan Ferga.
"Loh kenapa Mas?" tanya Bu Yosa.
"Oh, enggak kok Bu. Itu kaki saya digigit semut." Ucap Ferga bohong, kemudian pura-pura menggaruk kakinya.
"Oalah, ya udah. Saya tinggal dulu ya, sekarang jadwal saya mengajar di kelas 7A." Ucap Bu Yosa kemudian pergi meninggalkan kelas 7F dan berjalan menuju kelas 7A.
"Oh iya Bu." jawab anak anak.
***
Pak Arvin memberi tugas kepada anak kelas 7F, karena ia ada rapat di kabupaten. Jadi ia harus meninggalkan kelas.
"Anak-anak, ini tugasnya segera diselesaikan dan dikumpulkan saat istirahat. Tolong untuk menjaga keadaan kelas agar tetap kondusif." ucap Pak Arvin kemudian meninggalkan kelas.
Beberapa saat kemudian, Ferga mulai dengan tingkah usilnya. Ia bernyanyi sambil mengetuk-ngetuk meja sehingga menghasilkan sebuah nada. Tetapi dia tidak mengetuk mejanya sendiri, melainkan meja Reyn. hal itu membuat Reyn kesal, karena Ferga mengganggu konsentrasi Reyn untuk mengerjakan tugas dari Pak Arvin.
"Woi, Fer! Lu bisa diem gak sih?! Gua mau ngerjain nih. Emang lu gak ngerjain?!" bentak Reyn kepada Ferga, karena Reyn merasa sangat terganggu.
"Iya, iya. Gua kerjain entar." jawab Ferga kemudian melanjutkan nyanyiannya.
Di sela pertengkaran Reyn dan Ferga. Daichi mengambil buku Reyn yang tergeletak di sebelahnya.
"Woi, Kin! Gua nyontek ya." Ucap Daichi sambil mengambil buku Reyn. Tetapi Reyn tak mendengarnya, karena ia sibuk bertengkar dengan Ferga. Kemudian Daichi sibuk menyalin buku Reyn.
"Alah! Udah deh! Kalo lu mau nyanyi-nyanyi. Di meja lu sendiri sono! Jadi gak ngerugiin orang lain!" Ucap Reyn dengan kesal kepada Ferga.
"Ngerugiin gimana sih?! Harusnya lu berterimakasih! Gua udah ngasih hiburan gratis buat elu! Jadi lu nggak terlalu jenuh mikirin tugas!" Bantah Ferga.
"Udahlah! Mau ngasih hiburan kek, apa kek. Terserah lu! Tapi gua ingetin! Kalo gua gak butuh! Sana lu buruan ngerjain! Gua mau lanjut nugas!" Ucap Reyn kemudian ia mencari bukunya. Karena ia tersadar bahwa bukunya tidak ada di tempat semula.
"Nah kan, buku lu ga ada. Udah lu nyanyi-nyanyi aja sama gua. Tugas aja gak mau dikerjain sama lu. Ngapain lu ribet ribet ngerjain tugas?!" Hasut Ferga mengajak Reyn untuk bernyanyi.
"Ogah gua! Woi siapa yang tau buku gua?!" ucap Reyn berteriak-teriak. Tetapi anak-anak sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Tapi beberapa saat kemudian, Daichi mengembalikan buku Reyn dengan santainya tanpa ada rasa bersalah.
"Makasih ya Kin!" ucap Daichi sambil meletakkan buku Reyn di mejanya.
"Lah, kok bisa ada di elu sih?! Dari tadi kan gua udah nyari, kenapa gak lu balikin?!" ucap Reyn dengan kesal.
"Lah tadi kan gua udah bilang. Lu aja yang punya telinga tapi gak di pake!" bantah Daichi.
"Dih, udah nyontek, bangga lagi!" ketus Reyn.
Terjadilah perdebatan lagi antara Reyn dan Daichi. Sedangkan Ferga sibuk menyalin buku Daichi. Beberapa saat kemudian ketika Ferga selesai menyalin buku Daichi.
"Nih bocil pacaran mulu, ada tugas bukannya ngerjain, malah pacaran mulu kerjaannya!" ledek Ferga.
"Dih apaan sih lu ikut ikutan mulu!" Jawab Reyn dengan kasar.
"Udah udah, kalian ga capek apa?! Debat mulu dari tadi?! Telinga gua panas dengernya!" ucap Sheila yang sudah tidak tahan mendengar keributan di dekatnya.
"Iya iya, nih gua mau ngerjain." jawab Reyn kemudian ia mengerjakan soal yang di berikan oleh Pak Arvin tadi, dan berusaha untuk tidak menghiraukan Ferga dan Daichi.
***
Jam istirahat pun tiba. Reyn mengajak Sheila ke aula.
"Sheil, ke aula sekarang yuk. Kayaknya uda ditunggu Kak Puspa sama yang lainnya." Ajak Reyn sambil melipat roknya dan memasukkannya ke dalam tas.
"Ayo, Erlyn kan juga ikut ekstra tari. Sekalian." ucap Sheila. Kemudian mereka menghampiri Erlyn dan menuju ke aula.
Di aula diadakan penyeleksian untuk anak-anak yang tergabung dalam ekstra tari. Disusun juga penanggung jawab ekstra tari. Reyn dijadikan sebagai sekretaris kedua tugasnya untuk mengabsen anak-anak yang mengikuti ekstra tari. Setelah kegiatan selesai Reyn kembali ke kelasnya.
Saat Reyn kembali ke kelas, ia bertemu Matheo. Matheo tampak berdiri di depan kelas 7F. Reyn berjalan memasuki kelas, tetapi Matheo menahan Reyn.
"Eh, Reyn gue disuruh sama Bu Yosa buat ngambil tugas kelompok lu. Buat contoh katanya." Ucap Matheo yang masih memegang lengan Reyn. Reyn hanya menatap mata Matheo. Tak lama kemudian Ferga yang berjalan dari arah kantin sengaja menabrak Reyn agar Matheo melepas lengan Reyn.
"Dih! Apaan sih! Kalo jalan tuh pake mata!" Ucap Reyn yang hampir terjatuh.
"Siapa suruh berdiri di tengah jalan. Lu kira ini jalan punya moyang lu?!" Ucap Ferga dengan kesal sambil memandang Matheo. Matheo hanya terdiam.
"Ngapain lu di sini." ucap Ferga kepada Matheo.
"Disuruh Bu Yosa ngambil tugasnya Reyn." jawab Matheo dengan tenang.
"Dih! Kenapa harus lu sih?! Kenapa ga anak lain aja?! Tujuan lu ke sini bukan cuman buat ngambil tugas kan?! Biar ketemu sama Reyn juga kan?! Ngaku lo!" ucap Ferga sangat kesal.
"Udah udah kalian nih apaan sih, berantem mulu!" ucap Reyn kemudian masuk ke dalam kelas dan segera mengambil tugasnya untuk diberikan kepada Matheo. Agar Ferga dan Matheo tidak bertengkar lagi.
"Makasih ya Reyn." ucap Matheo kemudian pergi ke kelasnya.
Sedangkan Reyn, Sheila dan Erlyn segera ke kamar mandi untuk mengganti training, karena bel masuk akan segera bunyi. Sedangkan Irish duduk di bangkunya sibuk menyalin PR dari buku Sheila, karena Irish tidak mengikuti ekstra tari.