Alister mengerjabkan matanya berulangkali kala cahaya lampu menusuk retina matanya. Samar-samar Alister dapat mendengar suara ria-riuh dari seseorang. Ia tak dapat mendengar dengan jelas. Hanya satu suara yang cukup jelas di indera pendengarannya, yaitu suara seorang gadis. Sekian beberapa detik, Alister akhirnya tersadar dengan sempurna. Hal pertama yang ia lihat adalah langit-langit yang sangat asing di matanya. Kepalanya kemudian menoleh ke samping dengan pelan Senyum di bibirnya tercetak. Walau itu hanya sebuah senyum tipis ketika melihat seorang gadis yang begitu ia cintai tengah tersenyum ke arahnya.
Ya, Alister sudah tersadar dari tidurnya yang cukup lama membuat Gilang menekan tombol darurat untuk memanggil dokter. Padahal, sekitar 30 menit yang lalu dokter baru saja memeriksa adiknya itu.