Merasa ada kesempatan, dengan cepat A meraih tangan gadis itu dan menariknya hingga kepala Jie terbentur di dada bidangnya. Jie meringis dengan tangan kanannya ia gunakan untuk mengelus kepalanya. Sedangkan tangan kirinya berhasil berada pada genggaman Alister.
Mendengar Jie meringis sakit karena ulahnya, lelaki itu segera menarik kepala Jie untuk ia teliti apa ada yang terluka parah pada kepala si gadis. Nyatanya, kepala Jie baik-baik saja. Itu membuat A menghela nafas lega. Setelahnya, A menatap Jie dengan kedua tangan menangkup pipi gadis itu. A bisa melihat wajah Jie merah dan juga jejak airmata di pipinya.
Sudah bisa ia tebak kalo gadis itu menangis membuatnya tambah merasa bersalah. Sungguh … itu hanya kesalahpahaman. Ia tidak bermaksud memeluk Dosen Alya. Namun, bagaimana caranya menjelaskan kepada Jie. Gadis itu pasti tidak akan percaya kepadanya.