Rayn, kita mengenalnya sebagai peretas handal dalam cerita. Namun, siapa sangka di balik setiap senyum yang ia ulas ketika bersama Agandara adalah semuanya palsu. Siapa sangka di balik tawa yang ia dengungkan terdapat sebuah kesedihan yang tak dapat ia ungkapkan. Meskipun itu kepada Agandara—sahabat yang begitu dekat dengannya.
Yah, Agandara sudah tahu kehidupan Rayn yang merupakan anak seorang broken home. Keluarga yang berantakan, tidak dianggap, dibanding-bandingkan, tak pernah merasakan kasih sayang keluarga dimana Rayn sudah mengecap semua rasa itu. Namun, setiap Agandara bertanya tentang keadaannya, lelaki itu akan selalu menjawab bahwa keadaannya baik-baik saja.