"Aksel?"
Gilang terkesiap tidak percaya oleh apa yang ia lihat saat ini. Gilang sungguh tak percaya. Bagaimana bisa Aksel ada di hadapannya sekarang? Bukannya ia tidak suka melihat Aksel, tapi apa yang dikatakan oleh Rafa terus terngiang-ngiang di dalam pikirannya. Aksel Tidak mungkin Saka, tidak mungkin.
"Aksel?"
Aksel yang berdiri di pojokon kamar hanya bisa tersenyum canggung. Aksel tidak tahu harus berbuat apa. Berbicara pun lidahnya terasa kelu. Aksel hanya bisa menatap Gilang dengan tatapan sendu. Aksel kemudian menunduk. "Maaf." Mungkin untuk saat ini hanya satu kata itu yang bisa diucapkan oleh Aksel.
"Kenapa?" Gilang mendekat satu langkah memasuki ruangan ini. Tatapannya penuh tanda tanya. Ia tak menyangka akan bertemu dengan Aksel dalam keadaan seperti ini.
Aksel tersenyum. "Maaf. Gue ...." Aksel Tidak bisa melanjutkan ucapannya. Semuanya terasa berat.