Warning!!!
Mungkin ada beberapa istilah medis yang aku masukin di dalamnya. Jika ada yang salah dan kalian lebih paham, mohon dikoreksi bersama ya.
Dan seperti biasa, typo bakal bertebaran.
Happy Reading
.
.
.
Baekhyun menutup mulutnya. Ia sadar teriakanya membuat semua orang ikut berteriak karena terkejut. Dan ekspresi wajah Chanyeol berubah seketika, mungkin karena sangat terkejut.
Memangnya apa yang Baekhyun lihat?
Demi apapun itu tidak ada apa-apa, Baekhyun sudah gila, tidak! Baekhyun membuatnya terlihat seperti orang gila. Ia ingin sekali menangis saat ini juga karena malu. Ia menutup kembali selimut yang ia buka.
"Ba-Baekhyun, apa yang terjadi?" Chaeyoung mendekat walaupun terlihat ragu.
"Tidak ada, aku-aku hanya--" Baekhyun menarik nafas sejenak "...aku hanya salah fokus"
"Ah, kau membuat kami terkejut" Chaeyoung terlihat lega.
"Maaf" Baekhyun menutup matanya dan menghela nafas berat.
Chanyeol terlihat membalikan badanya membelakangi semua orang. Ia tidak tahu apa yang salah padanya, ia merasakan seluruh rambut halus di tubuhnya berdiri, ia merinding akibat perbuatan Baekhyun. Baekhyun menarik selimut yang ia kenakan secara tiba-tiba, itu bukan masalah baginya, ia tahu tujuan Baekhyun hanya ingin melihat apakah ada masalah pada lukanya atau tidak, yang jadi masalah adalah Baekhyun tanpa sengaja menarik kemaluanya bersamaan bersama selimut itu.
Keduanya berteriak bersamaan dan membuat Chaeyoung dan perawat laki-laki itu ikut berteriak. Rasanya Chanyeol ingin menenggelamkan dirinya ke dasar lautan. Ia pria karismatik dan disegani, tapi kenapa semua hal konyol terus saja terjadi padanya karena seorang gadis, dan sialnya gadis itu adalah dokter yang harus merawatnya dua hari kedepan.
"Haah" Chanyeol menarik selimut dan menutupi seluruh tubuhnya hingga ke kepala.
Keadaan Chanyeol baik-baik saja, semua orang kecuali Baekhyun keluar dari kamar itu. Chaeyoung pergi karena malam ini ia ada janji bersama teman-temanya. Dan perawat laki-laki itu harus melanjutkan pekerjaanya yang lain.
Baekhyun hanya mematung di tempatnya, ia hanya melihat Chanyeol yang berbaring memunggunginya.
"Aku minta maaf, aku tidak sengaja menarik--"
"Jika urusanmu selesai, kau boleh pergi dokter Byun" suara Chanyeol teredam karena selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.
"Sekali lagi, aku minta maaf! Aku akan berhati-hati lain kali" Baekhyun sembari menatap telapak tanganya, bahkan ia masih bisa merasakan benda itu terpegang oleh telapak tanganya yang tanpa sengaja menarik kebanggaan milik seorang pria bernama Park Chanyeol. Melihat alat kelamin pria bukan hal baru bagi Baekhyun, tapi hal yang ia alami bersama seorang Park Chanyeol adalah pertama kalinya.
"Aku akan mengingatnya seumur hidupku" Chanyeol masih di bawah selimut "...kau mengotori sepatuku dengan permen beraroma pasta gigi, kau menganggapku pria tua, dan-haah, kau menarik milikku hingga rasanya itu seperti tercabut dari tempatnya"
"Aku-"
"Aku tidak akan melaporkan sikap konyolmu pada Direktur, karena itu hal percuma karena kau putri dari pemilik yayasan, dan-" Chanyeol menghela nafas sejenak "...semua yang aku alami adalah hal memaluka, dan aku minta kau pun merahasiakan hal tadi dari semua orang, tidak terkecuali Chaeyoung"
"Aku berjanji! Aku akan berlaku lebih baik lagi, dan aku berjanji akan merahasiakan semuanya" Baekhyun tersenyum senang, gadis itu merasa lega. Itu adalah kesepakatan yang saling menguntungkan.
"Hmm" jawab Chanyeol.
Baekhyun berbalik, ia hendak keluar dari kamar itu jika saja Chanyeol tidak mengatakan sesuatu yang membuatnya kembali menelan permen mint yang ada di mulutnya.
"Dan jangan melakukanya lagi, kau melihat milikku seperti melihat hantu saat di meja Operasi" Chanyeol mengingatnya dengan jelas "...apa bentuknya sangat menakutkan?"
"Maafkan aku!!!"
Baekhyun hanya bisa berteriak sambil berlari meninggalkan kamar Chanyeol. Ia sangat malu, ia ketahuan oleh Chanyeol. Dan hal itulah yang membuat Operasinya berjalan lebih lama dari biasanya. Berkali-kali ia gagal fokus karena itu, beruntung ia tidak salah memotong organ dalam milik pria itu, sayatan luka yang ia buat memang hanya secuil, tapi jika ia tidak mengembalikan fokusnya, itu akan berakibat fatal.
Chanyeol kembali tertawa setelah Baekhyun pergi. Itu semua aneh, memaluka, tapi benar-benar konyol. Ia terus saja tertawa hingga rasa nyerinya kembali mengambil alih.
"Sial!" ia memegangi area sekitar lukanya yang tertutup verban "...ini sangat menghibur, tapi ini juga memalukan, Byun Baekhyun, astaga!" Chanyeol hanya menggeleng.
"Aku pasien VIP tapi seperti tidak ada harga diri di depan gadis itu" Chanyeol mulai bisa mengendalikan tawanya agar luka di perutnya tidak terlalu sakit.
Chanyeol menjadi penasaran dengan gadis itu. Dokter Byun Baekhyun Ahli Bedah, apa benar ia sangat tenang dan manis? tapi ia tidak melihat semua itu.
Chanyeol membuka ponselnya dan membuka akun sosial medianya untuk mencari nama Baekhyun di jejaring itu. Ia menyunggingkan senyum saat berhasil menemukan akun gadis itu.
"Wah, ternyata dia sangat populer" Chanyeol melihat pengikut gadis itu yang mencapai angka ribuan.
Belum melampaui akun miliknya memang, jumlahnya masih sangat jauh di bawahnya. Tapi Chanyeol merasa kesal karena hanya ada empat foto yang Baekhyun bagikan di akun itu.
Foto Baekhyun saat kuliah, saat kelulusan dan dua foto lain adalah Baekhyun yang menggunakan gaun berwarna lembut, juga rambut tergerai yang ditata bergelombang juga senyumnya yang terlihat sangat cantik. Chanyeol seperti tersihir saat melihat foto itu, ia merasa seperti sedang melihat peri cantik dengan kilauan cahaya yang mengelilingi tubuh gadis itu.
"Aish! apa yang aku pikirkan" Chanyeol tersadar dan menutup kembali akun media sosialnya dan menyimpan ponselnya di meja yang ada di samping ranjangnya.
Chanyeol mulai mengantuk dan benar-benar tertidur setelahnya. Melihat senyum Baekhyun membuatnya seperti terhipnotis dan mulai mengantuk.
.
.
.
Chanyeol merasakan seseorang mengguncang bahunya pelan. Ia membuka matanya dan melihat seseorang itu. Chanyeol melirik jam yang tergantung di dinding kamar itu dan menunjukan pukul 3 dini hari, ia heran dengan kedatangan gadis itu.
"Doker Byun?"
"Panggil aku Baekhyun saja, mari kita menjadi lebih akrab" Baekhyun duduk di tepi tempat tidur Chanyeol.
"Apa yang kau lakukan? Bukankah-"
"Aku merindukanmu Tuan Park" Baekhyun memainkan jarinya di dada Chanyeol dengan gerakan menggoda walaupun masih tertutup pakaian
"Sangat aneh mendengar kau memanggilku Tuan saat kau memintaku memanggilmu hanya dengan namamu saja" Chanyeol mulai tenang dan memegang tangan Baekhyun yang mulai turun ke perutnya.
"Chanyeol saja? Atau Chanyeol Oppa?" Baekhyun mendekatkan wajahnya berbisik di telinga Chanyeol "...usia kita terpaut 2 tahun, akan sangat pantas jika aku memanggilmu, Oppa"
"Terserah kau saja" Chanyeol balas berbisik.
"Chanyeol Oppa, bisa aku menyentuhnya lagi? Aku penasaran dia akan seperti apa saat ereksi" Keduanya bertatapan dengan wajah yang sangat dekat.
"Baekhyun" Chanyeol memejamkan matanya saat merasakan tangan Baekhyun mulai menyentuh kejantananya.
"Ya Chanyeol Oppa" Baekhyun dengan nada menggoda.
"Akh Baekhyun~" Chanyeol mulai menikmati apa yang Baekhyun lakukan padanya "...Mhh Baekh~" Chanyeol merasakan gelenyar-gelenyar nikmat yang menjalar ke seluruh tubuhnya.
"Oppa!"
"Baekhyun akh" Chanyeol semakin lupa daratan.
"Oppa bangunlah"
"OPPA!!!"
"Akh Baek--" Chanyeol menggantung kata-katanya saat bukaan matanya melihat beberapa orang yang berdiri menatapnya, termasuk Chaeyoung yang membangnkanya dari tidurnya.
Semua orang yang ada di ruangan itu melihat Chanyeol dengan tatapan aneh dan menyelidik. Bagaimana tidak?. Chanyeol menginggau memanggil nama Baekhyun dengan nada aneh, ia pun tersenyum seperti orang mesum.
"Ke-kenapa kau memanggiku Tuan Park?" Baekhyun dengan debaran di dadanya setelah mendengar pria itu mendesahkan namanya.
"Aku, aku bermimpi kau mengoperasiku tanpa melakukan bius terlebih dulu, aku seperti kesakitan, aku benar-benar kesakitan"
"Syukurlah itu hanya mimpi" Chaeyoung.
"Apa kau merasa lebih baik? Bagaimana rasa nyerinya?" Baekhyun lebih tenang ketimbang hari kemarin.
Ia sudah benar-benar meyakinkan diri agar tidak lagi bersikap konyol dan gugup pada Chanyeol. Dan apa yang ia lihat bukan hal baru, itu sudah biasa, jadi apa yang harus ia takutkan? Perihal permen itu dan semua hal yang aneh, ia sudah meminta maaf pada pria itu.
Baekhyun menyingkap selimut Chanyeol dengan hati-hati, ia membukanya hanya di bagian sebelah kanan perut bagian bawah Chanyeol untuk melihat dan memastikan verban lukanya masih bersih dan tetap pada tempatnya. Juga memastikan sekeliling luka itu tidak memerah atau lebam. Chanyeol menutup matanya saat Baekhyun menyentuh bagian luar selimut yang ia pakai.
"Aku akan melakukan visitasi" Chaeyoung pamit "...aku akan kembali lagi nanti"
Setelahnya, Baekhyun kembali fokus pada tujuanya. Tapi ia kembali mematung dan terlihat syok dengan apa yang ia alami kali ini.
Kejadian kemarin tidak terulang, tapi kali ini ia merinding melihatnya. Semalaman ia sudah berusaha keras melupakan kejadian kemarin hari, juga meyakinkan dirinya jika semua bukan hal besar.
"Aku akan kembali lagi nanti siang saat kau sudah boleh duduk dan berjalan, aku permisi"
Baekhyun pergi setelah menutup kembali selimut milik Chanyeol. Gadis itu mengusapkan punggung tanganya pada secarik tissue yang ia ambil dari atas meja yang ada di sebelah tempat tidur pria itu.
"Lukanya baik, besok pagi aku akan mengganti verbanya dan besok siang Tuan Park bisa pulang, kau siapkan saja semuanya, dan-" ia menghentikan langkahnya "...bantu ia membersihkan diri"
"Baik"
Baru kali ini ia terkesan tidak sopan pada pasien yang ia rawat. Tapi sungguh, pertemuanya dengan Chanyeol memang sangat aneh, dan hal aneh terus saja terjadi pada mereka.
"Sepertinya aku butuh permen pepermint lebih banyak" Baekhyun menghela nafas setelah meninggalkan perawat laki-laki yang menemaninya datang ke kamar Chanyeol.
Baekhyun kembali ke meja kerjanya, ia menutup jadwal prakteknya hari ini hingga besok. Ia hanya memiliki satu pasien yaitu Park Chanyeol. Dan ia datang ke Rumah Sakit hanya untuk pria itu.
"Papa, kenapa kau mengirimkan pasien seperti Park Chanyeol" Baekhyun mengacak rambutnya, gadis itu frustasi.
Semalam ia dijejali banyak sekali informasi tentang Chanyeol oleh Ayahnya. Demi Tuhan, itu tidak perlu, ia hanya merawat Chanyeol selama pria itu beberapa hari saja. Tentang statusnya, pekerjaanya, dan kepopuleran pria itu, Baekhyun sangat tidak ingin tahu.
Sama seperti apa yang Ayahnya gambarkan tentang sosok Chanyeol, pria itu berkarisma, aura pemimpinya tidak main-main, pria itu disegani oleh semua rekan bisnisnya. Baekhyun melihatnya saat pertama kali bertemu dengan pria itu di ruang direktur, tapi setelahnya citra itu hilang begitu saja hanya karena perihal ia menarik kebanggan pria itu, juga teriakan nyaringnya yang terdengar tidak berwibawa. Dan kejadian pagi ini yang membuat Baekhyun semakin frustasi.
"Sunbae!"
"Astaga! Lucas!"
Baekhyun hampir menelan permen mint yang ada di mulutnya untuk kesekian kali. Di meja kerjanya terdapat satu toples permen mint dengan berbagai rasa. Dan ia mengisinya satu minggu sekali, ia tidak mengerti bagaimana bau-bau tidak menyenangkan itu tidak mudah hilang.
"Ada apa? kau mengacak rambutmu seperti orang gila" Lucas duduk di kursi yang ada di depan meja kerja Baekhyun.
"Ya, mungkin sebentar lagi aku akan gila" Baekhyun mengambil permen berbentuk bulat pipih dengan motif bergaris merah dan putih, dan itu menjadi rasa kesukaanya, strawbery mint.
"Ah ya! bukankah Noona merawat Tuan Park Chanyeol?" Lucas terlihat penasaran. Apa itu tujuanya ia datang ke ruangan Baekhyun?
"Ya" Baekhyun acuh tak acuh.
Tentu saja berita ia merawat pasien VIP bernama Park Chanyeol sudah menyebar ke seluruh rumah sakit. Seperti yang dikatakan ayahnya jika pria itu populer, mungkin Baekhyun saja yang tidak menyadarinya. Ia puluhan kali merawat pasien VIP, tapi itu biasa saja, karena mereka hanya orang-orang kaya yang menginginkan kenyamanan sekalipun dalam urusan perawatan rumah sakit. Tapi Chanyeol berbeda, walaupun bukan seorang selebritas, Chanyeol cukup populer.
"Bagaimana? apa benar ia sangat tampan?" Lucas masih sangat penasaran "...beberapa perawat dan dokter magang membicarakanya"
"Lalu apa hubunganya denganmu? apa kau juga suka padanya?" Baekhyun merasa muak saat semua orang membicarakan Park Chanyeol.
"Eiy ayolah" Lucas terkekeh "...aku hanya memastikan jika Noona tidak tertarik padanya"
"Tidak! aku tidak tertarik" Baekhyun membantahnya dengan tegas.
"Syukurlah, aku masih menunggumu menerima perasaanku Noona"
"Bermimpi saja!" Baekhyun melemparkan bungkus permen ke wajah Lucas "...jika kau bukan anak Paman Wong, aku sudah menenggelamkanmu di sungai Han"
Lucas adalah sepupu jauh Baekhyun yang berasal dari China, dan usia Lucas jauh di bawah Baekhyun. Lucas masih berstatus dokter magang di Rumah Sakit tempat Baekhyun bekerja, dan satu tahun kedapan ia akan meraih gelar profesinya sebagai dokter sungguhan.
"Ah! sebaiknya kaau temani aku melihat keadaan Tuan Park, bukankah kau penasaran bagaimana rupanya?" Baekhyun bangkit dari duduknya.
Lucas menyetujui ajakan Baekhyun. Jam dinasnya berakhir sebentar lagi, dan Baekhyun akan datang ke kamar Chanyeol menjelang sore sebelum ia pulang.
"Tapi kau harus mentartirku makan malam" Lucas yang awalnya setuju mulai berulah.
"Kalau begitu, tidak jadi" Baekhyun berjalan menuju pintu keluar "...kau pulang saja, aku akan datang sendiri"
"Aku hanya bercanda" Lucas berlari mengejar Baekhyun.
.
.
.
Baekhyun dan Lucas sampai di depan pintu kamar Chanyeol. Baekhyun masuk setelah mengetuk pintu kamar itu dan mendapati Chanyeol sudah duduk di tepi tempat tidur. Spertinya ia mengikuti instruksi dengan baik, walaupun saat di ruang recovery ia sempat berdebat dengan petugas di sana.
Chanyeol menatap Baekhyun dengan tatapan aneh, dan keduanya saling menatap saat ini. Entahlah, kali ini kejadian aneh apa lagi yang akan terjadi. Baekhyun mendekat walaupun merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Baekhyun merasakan jika aura Chanyeol sama dengan hari itu saat keduanya pertama kali bertemu.
Lucas yang berada di belakang Baekhyun pun ikut bingung dengan suasana di tempat itu. Aura apa yang dipancarkan oleh pria itu? Lucas menoleh ke arah belakangnya dan memastikan jika tidak ada orang atau makhluk lain yang Chanyeol lihat selain dirinya dan Baekhyun.
"Kau harus banyak bergerak Tuan" Baekhyun membuka pembicaraan.
"Aku akan mengganti verban lukamu besok pagi, dan siangnya kau bisa pulang" Baekhyun mengatakan apa yang seharusnya dia katakan tadi pagi.
"Aku minta maaf dengan kejadian tadi pagi" Chanyeol akhirnya menyudahi ketegangan di wajahnya "...itu diluar kendaliku" Chanyeol memalingkan wajahnya. Demi apapun ia merasa malu dan tidak enak pada Baekhyun.
Bagai mana tidak?
Saat Baekhyun menyingkap selimutnya tadi pagi, Chanyeol tidak bisa menahanya dan menyemburkan cairan kental berwarna putih hingga mengenai punggung tangan Baekhyun. Itu adalah buah dari mimpi laknatnya. Mimpi di mana Baekhyun memainkan miliknya, dan ia pun ejakulasi di tangan Baekhyun.
Baekhyun bingung dengan apa yang harus ia katakan. Ia tidak mungkin memaki, ia juga tidak mungkin mengatakan tentang itu sementara ada Lucas bersamanya.
Lucas masih diam di tempatnya, kejadian apa itu pun ia tidak tahu menahu, dan Lucas hanya memamerkan senyum bodoh karena tidak tahu apapun.
"Ba-baik, aku hanya ingin menyampaikan itu saja" Baekhyun tergagap "...aku akan kembali besok untuk membuka verban lukamu, aku permisi" gadis itu berusaha bersikap biasa.
Setelahnya, Baekhyun dan Lucas pergi dari kamar itu. Chanyeol membuang muka bukan bermaksud mengabaikan mereka, sungguh ia merasa malu. Dan saat Baekhyun mengatakan jika besok ia sudah diperbolehkan pulang, ia merasa sangat lega.
"Kau tunggu sebentar, aku lupa mengatakan sesuatu padanya" Baekhyun kembali dan meminta Lucas menunggunya di samping pintu.
"Tuan-Kyaaa!!"
Baekhyun berteriak sesaat ia membuka pintu kamar Chanyeol. Salahnya tidak mengetuk pintu, dan ia masuk saat Chanyeol menurunkan celananya sebatas lutut saat hendak menggantinya dengan celana sport miliknya. Bukan salah Chanyeol, kali ini Baekhyun yang salah, semua salah Baekhyun.
.
.
.
Tbc.
Apa sih Baek? perasaan teriak mulu
Terimakasih sudah membaca story saya.
Salam,
Soo Yong