Alekta ke luar dari toilet dan dia berjalan menuju raung pesta tetapi langkahnya terhenti dan melihat seseorang yang sedang di hindarinya. Dia berusaha untuk tidak memedulikan orang itu dan melewatinya begitu saja.
"Sayang, apakah kau tidak merindukan aku?" Orang itu berkata dan menghentikan langkah Alekta.
Namun, beberapa detik kemudian Alekta kembali melanjutkan langahnya dan tidak mau lagi mendengar perkataan yang semuanya hanya kebohongan. Sudah cukup untuknya percaya semua perkataan manis yang keluar dari mulutnya.
"Alekta, ikut aku!" orang itu berkata sembari memegang tangan Alekta dan membawanya pergi ke suatu tempat.
Alekta tidak bisa melepaskan tangannya karena orang itu memegangnya begitu kuat serta langkah kaki orang itu begitu cepat. Dia melihat jika saat ini suah berada di luar kastel dan berada di sebuah taman.
"Lepaskan aku, Caesar!" Alekta berkata sembari menarik tangannya dengan sekuat tenaga dan juga menghentikan langkah kakinya.