Pernahkah kalian datang ke tempat yang sudah lama terlupakan, atau mungkin sudah lama tidak dikunjungi. Atau yang biasa orang sebut dengan sebutan 'nostalgia' jika memang mereka menyebutnya begitu berarti ya, benar. Aku sedang bernostalgia, aku sedang berada di tempat yang paling indah dari semua tempat yang pernah ku kunjungi, tempat yang menyimpan banyak kenangan masa lalu yang menyenangkan sekaligus memilukan, tempat dimana aku dan dia bertemu sekaligus berpisah. Namun sekarang tempat ini tampak berbeda. Tidak ada lagi rerumputan hijau dan pohon yang tinggi itu, sudah tidak ada lagi tikar yang ku gelar bersamamu di dekat pohon besar. Ah, tetapi lihat lah itu, ayunan dari ban bekas yang kita buat bersama masih tergantung di pohon besar ujung sana, namun sayangnya sudah tampak kusam dan talinya sudah tidak sekuat dulu lagi.
Sekarang, aku sedang memandang taman itu dari kursi ini, kursi yang tidak sengaja di taruh di sini entah oleh siapa, namun letaknya tidak begitu jauh. Masih bisa aku melihat banyang-banyang wajahmu dari kursi ini, masih bisa aku merasakan renyahnya tawamu yang memenuhi langit-langit taman saat aku memberitahu lelucon garing ku kepadamu. Iya, aku merindukanmu dan aku tidak mengungkiri itu. Ingin rasanya mendengar suaramu lagi, sekali saja. Tapi sepertinya itu mustahil, sekarang akupun tak tahu dimana keberadaanmu. Sudah kucoba berbagai cara agar aku dapat menemukanmu, tetapi sampai detik ini pun aku tak kunjung tau dimana keberadaanmu. Aku tau, Aku ini memang egois. Mereka sudah memberitahuku, namun aku tak mau mempercayainya. Tidak mungkin kan? Sejak kejadian itu, aku yakin aku masih melihatmu tersenyum di hadapanku, dan membisikkan kalimat itu di telingaku.
Andaikan waktu bisa berputar kembali mungkin aku akan menyatakan semuanya lebih awal, mungkin aku bisa membuatmu tertawa dan tersenyum dua kali lebih lebar dari biasanya. Namun penyesalanku itu hanya sia-sia, semuanya tahu banhwa mesin waktu belum tercipta. Tetapi walau begitu, izinkan aku untuk mengenang potongan masa lalu itu, izinkan aku mengingat bagaimana rasanya menatap senja di atas tikar merah bersama dirimu.
Saat ini pun aku masih berharap kau disini bersamaku, duduk tepat di sebelahku, aku ingin kita dapat mengulang masa-masa indah itu bersama seperti dulu lagi. Namun saat ini aku hanya bisa memejamkan mata, lalu mengenang semua kejadian yang telah kita lalui bersama. Walau mungkin yang teringat hanyalah potongan masa lalu yang menyakitkan itu. Tapi biarlah aku mengingat semuanya kembali, biarlah semua kenangan pedih yang terjadi saat itu memenuhi isi kepalaku, biarlah aku kembali mengingat wajah manismu yang tersenyum seraya di terpa oleh cahaya senja, biarkanlah untuk saat ini saja. Aku ingin semua perasaan yang masih tertinggal di masa lalu itu meluap memenuhi isi kepala. Dan mulai detik ini hingga nanti, izinkan aku untuk mengingat dirimu. Wahai putri senjaku