"Sekarang, katakan apa tujuanmu? Aku harap itu tidak membuatku menyesal sudah mempersilahkanmu masuk dan membuang waktuku." Anna menyesap tehnya dengan gerakkan yang anggun.
"Kau sangat sombong, aku ingin lihat apa kau masih bisa mengangkat dagumu setelah apa yang kau sombongkan itu lepas dari genggamanmu? Aku datang untuk mengingatkanmu bahwa statusmu sebagai nyonya tidak akan bertahan lama."
Anna mengangkat sebelah alisnya, dia menunjukkan raut wajah konyol, menganggap apa yang Rayya katakan hanyalah lelucon gila, "sudah ku duga, kau hanya membuang waktuku."
"Aku mengatakannya dengan serius. Kau pikir sejauh ini aku melangkah, itu bercanda?" Geram Rayya yang tidak suka dengan respon Anna.
"Kau salah langkah, aku sarankan sebelum terlalu jauh, berhentilah. Suamiku bukan pria yang bisa kau jangkau, hatinya sudah berada di hatiku begitupun dengan fisiknya." Anna menatap dalam mata Rayya, mengucapkan kalimat itu penuh penekanan.