Anna dan Brayn saling pandang, mereka pura-pura tidak tau jika saat ini seorang pria yang duduk di kursi meja makan khusus kepala keluarga sedang menatap marah pada mereka berdua.
Brayn menunggu pembelaan mommnya, tadi mommynya berjanji seperti itu. Karena sudah pasti dia yang akan di marahi ayahnya yang sangat protektif itu.
Sebastian tau kedua malaikatnya ini berpura tidak menyadari amarahnya, dan dia tidak akan memulai sarapan sebelum salah satunya mengaku.
Roshie berdehem, "sebentar lagi nyonya harus menyusui ketiga bayi, dan tuan muda berangkat sekolah."
Sebastian beralih beralih menatap Roshie tajam, wanita paruh baya itu tidak terusik, "bisakah marah anda di tunda dulu. Waktu sudah tidak memungkinkan."
Anna dan Brayn menatap Roshie penuh ucapan terima kasih. Mereka seperti sedang di tolong oleh malaikat tak bersayap. Roshie mengangguk kecil, dan itu di sadari oleh pria yang semakin tampan setelah memiliki empat orang anak-- menurut Anna.
"Jangan--"