Sebastian menangkap tangan Anna, menatap dalam mata indah yang selalu membuatnya jatuh cinta setiap detik, "sakit jika kau tak nampak dalam pandanganku."
"Mulai merayu lagi?" Kesal Anna. Dia panik sungguhan karena di pikirnya jantung Sebastian benar-benar terasa sakit.
"Aku tidak pernah merayu." Sebastian cemberut.
Anna mengelus rahang pria tampan itu, "aku tau. Kenapa setelah menjadi ayah empat orang anak ketampananmu bertambah?"
Darah Sebastian berdesir, setiap kali Anna berucap manis penuh cinta, dia tidak kuat menahan rona merah di pipinya, memalukan.
Kenapa sia bersikap seperti remaja labil? Oh, ini tidak boleh tejadi. Pikirnya.
Mencoba tenang dia menjawab, "karena ibu dari empat anak ini semakin cantik. Teramat cantik, sehingga aku ingin menyimpannya untuk diri sendiri."
"Kenapa aku yang malu? Tadinya ingin membuatmu tersipu tuan."
"Kalau begitu aku berhasil menutupinya, nyonya. Sedari tadi aku sudah malu." Sebastian mengecupi tangan Anna dengan penuh cinta.