"Beri apa yang dia mau," ucapnya dengan suara yang amat tenang. Smith hampir tidak mendengarnya.
"Maaf."
Sebastian menoleh dan menatap tajam asistennya itu, "jangan suka bergosip, kerja jadi tidak fokus. Jika sudah tua dan pikun lebih baik kau berhenti." Omelnya.
Smith membenarkan letak kacamatanya, dia bingung kenapa di sindir terus-terusan.
Perasaan dia tidak mendumal dalam hati. Sampai saat ini pun dia belum sadar kalau Sebastian tau tentang roomchat itu.
"Beri apa yang wanita gila itu mau. Regla sudah lama tidak merasakan daging muda. Semoga dia tidak diare saat mencicipinya."
Smith mengangguk cepat. Dia mengerti apa yang harus dilakukan sekarang. Bos tidak pernah main-main.
Kali ini dia akan menyaksikan penyiksaan lagi.
"Apa saya saja yang membereskannya?" Tawar Smith. Dia tidak ingin bosnya repot melenyapkan si tikus kecil.