Rayya seketika menarik kaki dan memeluknya erat, dia sangat takut untuk bergerak. Kakeknya lebih mengerikan dari ayahnya jika sedang marah.
"Hadiah?" Cicitnya.
"Ya dia mengirim pesan, dia dan keluarganya sangat menerima kehadiranmu di sana, dan dia ingin membalas itu dengan mengirimi papamu hadiah yang tidak lain adalah kebangkrutan tanpa ampun. Papamu di cekik tanpa di beri kesempatan untuk bernapas." Desis Rajasa pada cucunya. Dia sangat marah dan kecewa sekarang.
Dia tidak punya muka lagi bertemu dengan keluarga adi daya itu, terlebih sekarang dia tidak memiliki kekuasaan untuk menolong putranya.
Rayya menggeleng tidak percaya, dia tidak percaya kalau Sebastian semengerikan itu. Dia tidak mampu mempercayainya.
"Kau menghancurkan usaha yang di bangun papa dengan jerih payah dan keringatnya. Ayya, aku sebagai kakakmu sangat kecewa. Selain menghilangkan pekerjaan ratusan ribu pegawai, kau juga menjadikan kami gelandangan."