"Tentu aku akan selalu ada di sisimu." Airmata Anna mengalir, dia menatap Sebastian penuh haru.
"Kenapa istriku menangis?" Ibu jarinya dengan lembut mengusap airmata yang mengalir di pipi Anna.
"Kamu pasti sangat lelah, karena aku terlibat banyak masalah." Anna merasa bersalah untuk itu, dia yang terlalu mencampuri urusan orang lain membuat suaminya terus terlibat.
"Jangan pernah berpikir seperti itu, Tuhan menganugrahkan hati yang baik padamu. Darimu banyak orang yang belajar dan menemukan kebahagiaannya, terutama diriku." Dia tersenyum menampilkan lesung pipi yang dalam.
"Aku suka ini." Anna menyentuhnya. Lesung pipi Sebastian sangat indah, belum pernah dia melihat bentuk yang seperti ini sebelumnya.
"Aku tau, dan ini milikmu." Sebastian menyatukan dahi mereka, saling menatap dengan mesra, setiap hari keduanya jatuh cinta terhadap satu sama lain.
Anna tersenyum, "kita seperti remaja yang di mabuk cinta."