Di sana berdiri Darren dengan baju operasinya. Dia baru selesai memimpin jalannya operasi di kelas bawah.
Dia berjalan mendekati mereka dengan aura yang sama sekali tidak bersahabat, melirik sekilas perawat yang bertugas sebagai sekretarisnya dan bertanya, "ada apa?"
Rayya tersadar dari keterpanaannya saat mendengar suara Darren bertanya pada sekretarisnya dan melewatinya begitu saja.
Dalam hati Darren mengumpat, kenapa harus berurusan dengan wanita gila ini.
"Maf dok, saya juga tidak tau apa yang terjadi. Nona ini datang sudah marah-marah."
"Apa aku ada jadwal lain?" Tanyanya tanpa menghiraukan laporan sekretarisnya.
Wanita itu langsung membuka buku dan memeriksa jadwal Darren, "setelah makan siang anda punya jadwal mengganti perban pasien kecelakaan yang anda operasi tempo hari."
Darren menimbang lalu mengangguk, "katakan padanya dia punya waktu lima menit." Perawat itu mengangguk, Darren segera masuk kedalam ruangannya.