"Membantu apa? Bisa katakan padaku nyonya?" Mereka sudah berada dalam lift.
"Cucu presiden itu menyebalkan." Ketus Anna. Sedari tadi dia sudah menahan kesal, Sebastian cukup terkejut mendengar suara istrinya yang sedikit besar.
"Apa yang di lakukannya padamu?" Dia tidak senang jika ada yang berani membuat istrinya kesal.
"Dia menyudutkanku dalam setiap ucapannya," ketus Anna.
"Berani sekali dia menyudutkanmu." Sebastian jongkok di depan Anna, menggenggam kuat tangan istrinya.
Wanita yang tadi tampak anggun dan sombong kini cemberut lucu, Sebastian menahan senyumnya.
"Kenapa tersenyum?" Anna merasa suaminya ini menertawakan dirinya.
"Bukankah kamu suka senyumku?" Dia menyelipkan anak rambut Anna di balik telinga.
"Ya, dan wanita itu juga." Mata Anna mulai berkaca-kaca. Suasana hatinya mudah berubah-ubah. Dia gampang sedih jika melihat wanita yang tubuhnya bagus, terus membandingkan dengan dirinya sendiri.