Jefri mencoba menerima sikap dingin Lanie, dia tidak menanggapi kesinisan wanita yang ingin di suntingnya menjadi pendamping hidup.
"Saya sangat menyesal, tidak bisakah saya mendapat kesempatan?"
Lanie menatap Jefri yang tidak berani secara langsung menatapnya, dia pria desa yang masih menjaga norma yang ada sejak dulu kala.
"Lupakan saja. Aku sudah tidak memikirkan itu juga. Yang buat saya kesal kenapa tiba-tiba melamar saya? Merasa bersalah?" Itu lah yang di pikrkan Lanie atas niat Jefri.
"Saya merasa bersalah benar, tapi jika karena itu saya berniat memperistri kamu, itu keliru. Saya melamar kamu karena keyakinan hati saya."
Lanie mencari kebohongan dari wajah Jefri namun dia tidak menemukannya. Tapi untuk saat ini dia belum memikirkan tentang pernikahan.
"Saya bukan wanita yang kamu cari. Saya tidak seanggun dan sebaik hati Anna." Jefri terkejut mendengar itu.