Sebastian mendesah pelan, dia sepertinya sudah membuat istrinya marah. Sebenarnya tidak niat begitu, namun kejujuran Anna membuat dia bahagia sehingga dengan reflek tertawa.
"Kita pulang, tapi tunggu sampai marahmu hilang." Sebastian lari ke pintu dan menguncinya.
Wajah Anna menggelap, "buka pintunya, aku mau pulang sekarang."
Sebastian menggeleng, "tidak, marahmu hilang baru kita pulang. Sekarang lebih baik istirahat."
"Aku tidak marah." Anna berusaha selembut mungkin agar suaminya percaya.
"Ingin membohongi siapa, hem? Suamimu ini sangat hapal semua tentangmu, jangan berani bohong." Sebastian mencium pipi gembul Anna lalu menggigitnya. Dia gemas, istrinya yang begini sangat lucu.
"Awwwww, sakiiiiittttt." Anna memukuli Sebastian yang berpura-pura mengaduh kesakitan.
Anna yang dasarnya adalah orang yang perasa langsung berhenti dan melihat kondisi suaminya yang tertidur di sofa. Sebastian dengan tanggap merengkuh pinggang istrinya.