Kabar keberangkatan Sebastian kenegara konflik membuat tuan besar murka, dia tidak setuju jika cucunya itu terjun langsung sementara ada ratusan orang terpercaya yang bisa menjalankan misi itu.
"Kau gila? istrimu sedang hamil. Dalam rahimnya ada tiga bayi. Dan sekarang kau ingin pergi meninggalkannya?!" Hardik tuan besar sambil menghentakkan tongkat merah maroon yang selalu menjadi teman setianya.
"Annaya mengizinkanku." Sebastian saat ini sedang berada di ruang baca bersama ayah dan kakeknya. Mereka berdua sangat marah.
"Apa dia punya pilihan lain? Sudah tau hati istrimu sangat dermawan. Kau masih nekat mengatakan hal itu padanya, tentu dia akan mendukungmu. Tidak kah kau pikir Anna juga berada di medan perang? Dia lebih membutuhkanmu."
Tubuh Sebastian menegang, dia baru sadar apa yang di ucapkan kakeknya adalah benar. Saat ini istrinya seperti berada di medan perang sampai masa persalinan nanti.
