"Oh, leganya." Rei menarik napas panjang. Dia mengangkat gaun pengantinnya lalu turun dari altar berjalan menuju tempat nyonyanya.
"Nyonya, boleh saya memelukmu?" Anna melepas pelukannya pada Sebastian lalu memeluk Rei dengan erat. Sebastian berjalan kearah tiga asistennya.
"Sudah jadi istri, perlahan rubah kebiasaan burukumu yang ceroboh itu. Tidak boleh besar suara pada Smith, dia imammu. Jalanmu menuju surga." Rei mengangguk, airmatanya sudah mengalir deras.
"Terima kasih sudah perduli pada saya. Selama hidup, saya merasa di hargai dan inginkan saat bertemu anda. Padahal saya hanyalah pengawal. Tapi anda sangat memperhatikan saya." Rei mengeratkan pelukannya.
Anna mengelus punggung Rei dengan lembut, "aku tidak pernah menganggapmu bawahanku. Kamu bagian dari keluargaku begitu pun Rayy."
"Terima kasih." Anna melerai pelukannya, mengusap lembut airmata Rei.
"Haruskah aku panggil kak Rei, bibi?" Brayn menatap Rei yang biasanya terlihat tomboy hari ini tampak cantik.