Malam yang di nanti pun tiba. Harry yang menjadi tokoh utama malam ini tampak sangat tampan dengan batik berwarna hitam campur maroon dengan motif bunga kembang sepatu. Fania yang memilihkannya.
Harry sendiri merasa sangat gugup sekarang, sebentar lagi dia akan melangkah sedikit lebih maju untuk perubahan hidupnya.
"Uncle kamu sangat tampan," ucap Brayn yang sudah mengenakan batik senada dengan ayah dan ibunya.
"Benarkah? Tampan mana dengan ayahmu?" Sebastian yang duduk diam bagai patung meliriknya sekilas. Dia tau sepupunya ini sedang merilexkan diri dari rasa gugup.
"Papa tiada tandingannya," jawabnya bangga. Harry memutar jengah kedua bola matanya.
Semua telah siap mereka pun berangkat menuju kediaman Ghifary. Acara yang di adakan mendadak tetap sempurna karena mereka bekerja sama untuk mewujudkan acara ini.