Setelah sarapan, sekarang bercengkrama di halaman belakang, dan mereka di kejutkan dengan kehadiran kepala desa serta beberapa perangkat lain di sana ada juga Zaenal yang hidung dan tangannya di perban.
Sebastian tidak mengizinkan pria itu masuk kedalam villa, jadi pertemuan di adakan di halaman. Jefri dan perangkat lain tidak masalah namun Zaenal merasa terhina.
"Kedatanganku kemari dengan niat baik, kenapa kau tidak izinkan kami masuk kerumahmu? Apa sopan menyambut tamu begini?" Perangkat desa yang mendengar itu mendengus kasar, pria tua ini tidak sadar diri. Dia saja jika ada orang yang datang kerumanya tidak boleh masuk walau hanya dalam dipan.
"Kalau begitu kami bicara di dalam dan kau tunggu di luar, kau bukan tamuku." Anna yang mendengar itu sebenarnya ingin tertawa tapi iba. Sebastian bukan orang yang cocok di jadikan lawan debat, tapi pak tua ini tidak mengambil pelajaran dari kesalahannya semalam.
"Kau terlalu sombong."
"Bukan terlalu, aku sangat amat sombong."