Ruangan kepala yayasan terasa sesak, karena dua pria tampan saling melempar tatapan membunuh. Baik Lily atau Utomo dapat menilai seberapa besar keduanya saling membenci.
"Silahkan." Utomo menuangkan teh kedalam dua cangkir untuk tamunya.
Lily menahan napas menatap Sebastian, pria itu seperti magnet yang mampu menariknya jauh kedalam lembah penuh damba yang menggila. Anna menyadari tatapan itu begitu pun Utomo.
"Anda memanggil istriku kemarin tanpa izin dariku." Kalimat itu untuk Utomo namun tatapannya tetap menghunus Harry layakanya pedang.
"Maaf, apa anda tersinggung?" Tanya Utomo hati-hati.
"Ya, apapun yang menyangkut istriku, harus bertanya dulu padaku." Lily tidak suka mendengar itu, pria ini terlalu mendewikan istrinya, ia mendengus kecil.
"Aku minta maaf untuk itu."
"Untung saja istriku menjelaskan niat baik anda. Anda cukup tau seberapa aku menghormati anda."
Harry menyeringai, "sejak kapan kau menjilat pejabat, sepupu?" Sarkasnya.