Harry kembali ke toko Alya saat berpisah dari jalang kecil itu. Ia yakin saat ini wanita itu sedang mendapat hukuman dari pria tua itu. Kedatangannya di sambut Darren dengan wajah yang sangat menyebalkan.
"Demi apapun, saat ini aku ingin sekali membunuhmu, Rren." Kesalnya.
Darren terbahak, ia menuntun sepupunya untuk duduk di sofa. Alya sudah tidur di ruang istirahatnya dan Anna sudah kembali kesekolah Brayn.
"Wanita itu sungguh gila. Rubah licik yang beracun."
"Kenapa begitu?" tanya Darren.
"Aku baru memancingnya dengan mengatakan ingin melenyapkan Ibas, dia langsung mengatakan jika ingin melenyapkan Anna." Darren terkejut mendengar itu.
"Dia wanita yang berterus terang."
"Jika tidak begitu, mustahil para penguasa bisa mencicipi tubuhnya. Luarnya terlihat polos dan naif tapi kenyataannya, dia bisa meruntuhkan gunung."
"Dia tidak mencurigaimu kan?"
"Ilmunya belum sejago itu untuk bisa menebakku," jawab Harry enteng.