Dirumah sakit seorang wanita muda tergolek lemah tak sadarkan diri, seluruh tubunya terdapat banyak sayatan, siapa pun akan iba melihat kondisi wanita malang ini.
"Ibu," lirih Tieta ketika melihat wanita yang masih tertidur di ranjang rumah sakit. Anna menggendongnya, dan mendudukkan Tieta di tepi ranjang.
"Ibumu akan segera sembuh." Anna mengusap sayang surai hitam gadis kecil bertumbuh gembul itu.
"Ibu selalu begini kalau bicara di telpon dengan seseorang." Anna dan Sebastian saling berpandangan.
"Papa kamu dimana, nak?"
"Aku tidak punya." Hati Anna tercubit mendengar suara lirih anak itu. Dia bahkan membisu karena tidak tau harus bereaksi seperti apa. Anak sekecil itu, bagaimana bisa mengalami hal seperti ini, pikirnya.
"Bi, tolong bantu ibu supaya tidak di telpon orang asing itu lagi, aku kasian sama ibu." Tieta mengelus tangan Sheryl yang terbalut perban, tangan mungilnya gemetar.
"Iya, nanti kita bicarakan itu. Sekarang makan dulu ya?"