Makan malam terasa tegang bagi Alya, sedari sore ia bangun tidur tidak sekalipun ia lihat kakaknya ramah pada suaminya, begitupun Darren yang terlihat takut pada pria itu.
Makanan yang tersaji tidak terlihat nikmat, ia masih di landa kekhawatiran tentang nasib pernikahannya. Ada rasa menyesal telah mengadu, tapi kemarin suasananya sangat rumit. Anna ingin mengatakan yang sebenarnya tapi tatapan suaminya membuat ia mengurungkan niat.
"Makan Al, jangan di aduk begitu." Suara Ammar mengintrupsinya, sementara sedari tadi Darren terus memperhatikan istrinya dengan gelisah.
"Alya kenyang." Wanita itu mengaduk nasi kebuli yang menjadi menu makan malam hari ini.
"Adikku bisa kelaparan." Protes Brayn, lalu ia melanjutkan makan dalam diam. Alya meringis mendengar itu, dengan enggan beberapa kali ia menyuapnya.
"Apa tidak enak? Mau di buatkan yang lain? Kakak mau makan apa?" Tawar Anna tapi Alya menggeleng. Darren menahan diri untuk tidak memeluk istrinya yang sedang khawatir.