Dengan amarahnya yang besar Laila datang kerumah sakit menemui putranya. Dengan datar Darren menanggapi setiap ocehannya, kepalanya sangat pusing menghadapi ibunya saat ini. Dia berusaha keras untuk tidak kurang ajar, sebisa mungkin bertahan.
"Kau lihat apa yang di lakukan anak sialan itu?" Tanya Laila marah, ruangan Darren yang selalu tenang kini terasa menyesakkan karena kehadiran ibunya.
"Dia memberi tahuku," ucap Darren tenang.
"Dan kau membiarkannya?" tanya Laila marah.
"Aku tidak punya hak untuk melarangnya, dia pemimpin keluarga." Darren membaca diagnosis pasiennya untuk mengalihkan perasaan.
"Dasar anak tidak berguna." Hati Darren sakit tapi dia tidak ingin menanggapi lagi.
"Kapan aku berguna untukmu, ma?" Laila menatapnya marah. Darren menatap ibunya dengan rasa kecewa, tidak sehangat biasa.
"Harusnya berpikir jika kau lebih layak menempati posisi itu, dan berjuang untuk mendapatkannya, sehingga aku tidak seperti pengemis!"