"Ck, lihatlah bocah tua itu, setelah mengirim pasukannya, dia datang sendiri untuk menjemput peri hutannya." Semburat merah jambu menghiasi pipi Anna karena perumpaan yang di buat kakeknya, ia terus mengapit tangan pria tua itu dan berjalan terus menuju jalan utama.
Hati Anna berdebar menatap sosok yang menunggunya di ujung jalan dan menatap lurus kearahnya dengan kedua tangan yang di masukkan kedalam saku.
"Bisa jelaskan, kenapa kau menyuruh pasukanmu berdiri sepanjang hari layaknya patung di kawasanku?" Tuntut tuan besar dengan wajah di buat segarang mungkin.
Dengan pelan pria itu melepaskan tangan istrinya yang mengapit tangan kakeknya, Anna menunduk malu.
Tuan besar tidak mau kalah, dia mempertahankan lengan cucu mantunya, Anna jadi serba salah menghadapi dua Zachary ini.
Sebastian menaikkan sebelah alisnya dan menatap kakeknya penuh tanya begitupun pria tua yang tidak mau kalah itu.
"Hari ini cucu mantu milikku." Tegasnya.