Ketika bangun Brayn langsung menuju kamar Anna, balita itu merindukan ibunya. Selama ada sepupunya ia tidak banyak menghabiskan waktu bersama sang ibu.
Rani yang melihat itu mengikutinya dari belakang. Brayn mengetuk pintu kamar orangtuanya namun tidak ada satupun yang menyahut dari dalam.
"Sayang," panggil Rani. Brayn menoleh dan tersenyum hangat pada bibinya.
"Pagi bi," sapa balita itu.
"Pagi juga, mommy tidak kembali semalam." Alis Brayn mengernyit bingung.
"Mommy menemani papa untuk satu pekerjaan, sementara Brayn disini dulu ya? Main sama Zura dan Zikra." Telah di sepakati jika Brayn tidak boleh tau apapun yang menimpa orangtuanya.
"Papa selalu begitu, aku rindu mommy." Brayn tertunduk sedih.
"Sekarang bibi temani Brayn membersihkan diri, setelah itu kita sarapan ya?"
"Tidak apa bi, aku bisa mandi sendiri." Brayn pergi menuju kamarnya dengan langkah kecil, semangatnya menguap entah kemana.