"Nia, kamu mau menikah bukan mau di kirim ke neraka, kenapa kacau begini?" Darren memaksa Dania turun dan menyambut semua anggota keluarga saat makam malam, setelah itu mereka duduk di taman yang luas.
Seperti taman kota, pikir Rani.
"Rren, kamu mana mungkin mengerti perasaanku, aku gugup." Kesal Dania.
"Satu dunia ini juga tau kamu gugup, tapi jangan berlebihan, kamu mau Fitra melihat mata pandamu di hari akad?" Dania menggeleng.
Dania sangat frustasi, semakin dekat hari pernikahannya semakin frustasi pula dirinya, belum lagi ibunya yang mengirim pesan penuh dengan makian, ingin di abaikan juga tidak bisa.
Ammar yang paham dengan keadaan, ia mendekati Dania yang duduk di sebelah Anna.