Kiara berubah menjadi penguntit, hampir setiap haria ia mengikuti mobil yang membawa Brayn menuju sekolah, wanita itu terobsesi dengan keinginan hatinya untuk mendapatkan kembali apa yang ia pikir menjadi miliknya dari awal.
Sebastian yang berada di Kosta Rika sudah mendapat laporan tersebut, hal yang Kiara lupakan adalah Sebastian bukanlah lawannya.
"Annaya, kemari." Sebastian memanggil Anna yang sibuk memasukkan souvenir kedalam koper.
"Sebentar lagi selesai," jawab Anna lembut.
Sebastian menatap Anna dari dari teras villa, menikmati wajah serius Anna.
Belahan jiwanya.
"Ada apa?" Anna duduk di sebelah Sebastian.
"Kemari." Sebastian menepuk pahanya. Anna menggeleng pelan.
"Masih malu? Mau aku ingatkan apa yang telah kita lalui, aku tidak keberatan." Anna mengela nafas pelan lalu bangkit dan duduk di pangkuan suaminya, tangannya mengalung di leher Sebastian.
Sebastian tersenyum lembut, Anna pun juga ikut tersenyum.