"Bagaimana ini? Aku tidak bisa jalan." Alya frustasi sekarang, ia tidak tau berapa lama mereka bercinta hingga membuat tubuhnya hampir remuk dan bagian intinya nyeri.
"Aku gendong ya?" Tawar Darren yang duduk di samping istrinya, dia sudah segar dan cerah mengalahkan mentari, fia tidak pernah sehidup ini.
"Kamu gila! Mereka bisa mengejekku." Alya ingin nangis sekarang.
"Mereka paham sayang." Darren mengelus lembut pipi istrinya.
Ah, senangnya menyandang status suami, pikirnya.
"Aku malu, mengerti tidak?" Alya menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya.
Darren tertawa kecil melihat itu, pria itu pergi keluar kamar untuk mengambil sarapan untuk dirinya dan Alya, di dapur hanya ada bibi, ibu mertuanya dan beberapa pelayan.
"Pagi bi, ibu." Darren menyapa Louisa dan ibu mertuanya.
"Pagi," sapa balik keduanya dengan senyum sayang.
"Ini sarapanmu, niatnya mau bibi antar ke kemar." Senyum Louisa mengembang begitupun Lusi.