Setiap kali habis bercinta, tubuh Anna seakan rontok, tulangnya seolah remuk. Suaminya itu sungguh luar biasa dengan segala keperkasaannya.
Hari ini Anna tidak mengantar Brayn, ia sedang menyiapkan pakaian yang akan ia bawa ke kota D, mereka akan menghadiri acara besar Darren dan kakaknya, mengingat Alya, Anna berinisiatif menelpon wanita itu.
"Hallo!" Seru Alya di sebrang telpon, tidak butuh waktu lama hingga panggilan itu terhubung.
"Hallo, Kak."
"Kamu kapan datang?" Tanya Alya.
"Lusa, semua rombongan sampai," jawab Anna.
"Oh, ok. Kakak udah tidak sabar! Kangen kamu." Anna mendengar suara Alya yang semangat.
"Kakak bahagia?" Tanya Anna to the point.
"Bapak bilang kebahagiaan itu di jemput, jika ada yang menyediakannya dengan suka rela, pamali buat di tolak. Pria bodoh itu menawarkan, tidak ada salahnya di terima, lihat nanti siapa yang menyesal." Terdengar kekehan kecil dari Alya.
"Kakak menyukainya?" Tanya Anna lagi.
