Brayn begitu senang mengobrol sama teman barunya, Rayy dapat mengimbangi Brayn yang begitu altif dan tidak berhenti bertanya ini itu tentang penyakitnya.
"Sudah berapa lama Kamu disini?" tanya Anna.
"Keluar masuk tiga tahun Nyonya, tapi yang menetap setahun." Anna duduk berdua dengan Rayy, sedangkan Rei menemani Brayn ketoilet.
"Berjuanglah, Saya yakin kamu akan sembuh." Rayyan tersenyum manis pada wanita cantik yang ada di hadapannya ini, siapa sangka wanita ini telah menikah dan punya anak.
Ia yang awalnya merasa Rei berlebihan ketika menceritakan betapa cantiknya Nyonya yang ia jaga, kini Rayy merasa ucapan kakaknya sangat benar.
"Saya juga harap begitu, Saya ingin sembuh dan tidak menjadi beban Kakak lagi," lirihnya.
"Saudara tidak akan pernah merasa terbebani." Wajah mereka berdua terlihat berbeda, mungkin mereka satu ibu lain ayah atau sebaliknya, pikir Anna.
"Tapi kasian kak Rei," ucapnya lagi. Kakaknya itu menghabiskan seluruh gajinya untuk biaya rumah sakit.