Alya pulang dengan emosi yang membuncah, membuat semua orang menatapnya heran, tidak terkecuali Anna.
Alya sudah bersiap memuntahkan laharnya dan mengadukan semuanya pada keluarganya.
"Ada apa Al? Kenapa wajahmu menjadi itik buruk rupa seperti itu?" Ammar tau adiknya saat ini berada di tingkat emosi paling tinggi.
Ammar penasaran apa sebabnya Alya seperti itu.
"Dania! Kembaranmu menyebalkan." Alya bersungut marah pada Dania yang menatapnya bingung. Hari ini banyak kejadian yang membuatnya bingung hingga kepalanya berdenyut nyeri.
"Al! Jaga nada bicaramu Nak," tegur Wijaya.
"Kak, ada apa?" Suara lembut Anna membuat Alya berlari kearahnya dan memeluknya untuk meredakan rasa marahnya. Anna mengelus punggung Alya untuk memberikan ketenangan.
Anna lebih cocok menjadi Kakaknya Alya daripada menjadi adik.
"Sekarang jelaskan perlahan," ucap Anna sambil membawa Alya duduk di sampingnya tapi Sebastian enggan bergeser dari tempatnya.