"Oh, sorry. Aku reflex, jangan berpikir yang tidak-tidak." Suaranya juga terdengar lucu.
Saat Jefri ingin berbalik pergi sekali lagi langkahnya di tahan, dia menoleh menatap gadis berani ini penuh tanya, "jangan di lerai, masih seru." Jefri tidak percaya kalimat inilah yang di ucapkan Lanie.
"Seru? Kau tidak lihat mereka saling baku hantam?"
"Bukan saling, tapi preman itu tidak punya kesempatan membalas. Dan lagi keluargaku punya alasan kenapa begitu. Mereka memukuli Joko." Lanie pikir sebutan keluarga memang sudah seharusnya ia sematkan. Jadi sudah benar dia mengatakan hal itu pada pria gagah ini.
"Keluarga? Maksudmu tuan Zachary?" Lanie mengangguk.
"Sebenarnya aku keluarga pihak wanita, tapi ya sudah sama saja. Kamu jangan kesana, jangan mengganggu. Disini saja, tunggu sampai selesai."
"Aku kepala desa disini, sudah tugasku menghentikan perkelahian."