Chereads / Perjalanan Ahir Sosiologisme / Chapter 5 - Terjebak dalam nalar sesat

Chapter 5 - Terjebak dalam nalar sesat

terkadang suara binatang mlm syahdu didengar. entah apa yg membutakan hati selama ini hal sekecil itu membuat damai jiwa yg meronta. keindahan juga perlu dihadirkan sebagai pelengkap biar syukur ada rasa. bukan kah tujuan hidup sederhana saja tapi kalimat perlombaan yg meracuni alam pikir. aneh memang tatkala ku dengar perkataan yg menyudutkan ku. tapi dia tidak merasa seperti aku. dan aku pun terkadang tidak merasa seperti dia. tempat yg nyaman kita korbankan rasa nyaman kita pungkiri hanya sebuah ekulaiti. kuselami jiwa kutulis pisualisasi kecil ternyata terjawab langkah demi kondisi dalam konteks tolerasi cita cita. kalau visualisasi mati total lalu tujuan akan hilang. dan rasa hampa terasa. kubiarkan orang membohongiku agar menhidupkan visual terbaik. kadang kuadu ternya visualisasiku masih banyak yg perlu diobjektifkan. dalam kalimat modern bisa dikatakan tidak mati perpikir.

ketika senja datang serasa menyapa apa kabar siang. ketika pagi datang serasa menyapa apa kabar malam. sesederhana itu rasanya berlalu waktu. perputaran dunia seakan dibagi dengan dua situasi. aku tak kuat terkadang menapaki rintisan masalalu yg hadir dalam masa depan. tapi terkadang ini masa lalu yg harus terjalani.

rembulan itu ada tapi tak bisa mengindahkan bintang, begitu juga sebaliknya. kadang ku berpikir mengapa lukisan itu perlu warna hitam. yah mungkin karekterdiri yg terbentuk dan kubentuk akan ada nilai positif untuk kedepan.