Erlan mengirim pesan ke Daniel meminta laki-laki itu untuk mendeteksi titik tersebut sekaligus menuju titik itu sekarang juga. Erlan kembali menginjak kuat gasnya, ia butuh kecepatan penuh. Tak peduli jika banyak pengguna jalan yang tak suka olehnya, istrinya lebih penting dan waktu sangat berharga walau sedetik.
Erlan menancap gasnya menuju titik tersebut. Ia memutar balik mobilnya. Ada perasaan lega ketika mengetahui keberadaan istrinya tapi perasaan takutnya belum hilang, ia masih memikirkan keadaan istri dan anak-anaknya.
Erlan menekan tombol hijau ponselnya ketika Daniel menghubunginya. ("Itu sebuah Hotel baru bahkan lagi proses pembangunan. Kita lewat belakang hotel, Gue tunggu Lo sekarang.")
Kenapa perasaan Erlan menjadi sangar takut dan bayangan-bayangan negatif mulai terpikir oleh otaknya. Erlan menggelengkan kepalanya. "Gue harus cepat sebelum terlambat!"
.
.
.
.