Chereads / Navillera. / Chapter 7 - is it done?

Chapter 7 - is it done?

Naara terbangun karena suara berisik mengganggunya. Ia melihat jam dinding yang baru menunjukkan pukul 2 pagi. Naara mencoba kembali tidur dengan menutup telinganya dengan bantal.

"Sialan." Ya, itu tidak berhasil. Suara ribut di bawah sana membuat Naara tak bisa tidur.

Naara kemudian berjalan membawa selimutnya, ia membuka pintu balkon kamarnya dan duduk di sebuah bangku. Naara menengadahkan kepalanya menatap langit.

Malam itu langit kesepian, tak ada bintang maupun bulan. Hanya awan mendung yang menemani langit malam. Hembusan angin malam membuat Naara mengeratkan selimutnya.

Hening.

Tenang.

Dingin.

Namun Naara lebih nyaman dibanding ia harus mendengarkan suara keributan di dalam rumahnya. Balkon menjadi satu-satunya tempat Naara menghindar dari keributan semenjak dua belas tahun yang lalu.

Tiba-tiba suara pintu gerbang terbuka membuat Naara mengintip dari atas balkon. Ia melihat mobil ayahnya pergi meninggalkan rumah dan tak lama mobil ibunya juga pergi dengan arah yang berlawanan.

"Tumben cepet." Naara bangkit dari duduknya dan kembali ke kamarnya.

Sudah tak ada lagi rasa kantuk, kini Naara memilih berjalan ke ruang keluarga. Ia tersenyum miris kala melihat pecahan gelas di lantai dan beberapa barang yang berantakan di lantai.

"Dulu waktu gue kecil, gue dimarahin kalau abis berantakin mainan terus gak diberesin lagi." Gumam Naara sambil membereskan barang-barang itu.

"Ya kali gue harus manggil nenek biar kalian beresin lagi apa yang kalian berantakin. Termasuk keluarga ini." Kali ini Naara bermonolog sambil menyilangkan lengannya di dada.

"Nenek di surga jangan marah-marah ya, biar Naara aja yang marahin ayah sama ibu." Ujar Naara ketika melihat foto sang nenek yang terpajang di meja ruang keluarga.

Naara tidak tidur, bahkan sampai jam menunjukkan pukul lima pagi. Naara melakukan apa saja yang bisa ia lakukan saat itu, seperti mencuci, memasak, dan tentu saja membereskan kekacauan yang dibuat orangtuanya.

Dan saat Orion menjemputnya pukul 6 pagi, Naara sudah siap.

"Langsung aja nih bu ketua?" Tanya Orion saat Naara sudah menaiki motornya.

"Ya langsung aja lah mau kemana dulu emang?" Tanya Naara.

"Ya siapa tau lo mau bikinin gue sarapan dulu." Ujar Orion sembari terkekeh.

"Ini udah gue buatin sarapan, udah jalan aja napa ntar lo makan di kelas aja kan gampang." Ujar Naara dengan nada dibuat kesal.

"Serius? YESSS!!!" Dan kemudian motor Orion melaju melewati jalanan pagi itu.

Sekilas Naara tersenyum melihat reaksi Orion yang menurutnya berlebihan, tapi menggemaskan. Naara tak pernah menyesali keputusannya untuk menyukai Orion, atau bahkan saat ia berhenti menyukai Orion.

Ia lebih suka hubungannya dengan Orion yang seperti sekarang. Baginya lebih nyaman memiliki hubungan sebatas teman dengan Orion.

Tanpa Naara sadari, mereka sudah sampai di sekolah. Orion diam menunggu Naara turun.

"Heh bu ketua! Dah sampe tau." Naara tersadar setelah mendengar ucapan Orion.

"Bintang dua dulu ya, nanti kalau lo udah sukses gue tambahin jadi 5." Ujar Naara sambil memberi totebag pada Orion.

"Bawain dulu ke kelas, gue mau markirin motor dulu. Ntar gue ke kelas." Naara hanya mengangguk dan berjalan ke kelasnya.

Naara duduk di bangkunya dan seperti biasa, Kala terlihat sedang tertidur di bangkunya yang terletak di belakang. Hari ini Naara tidak menghampiri Kala, karena Orion akan di kelas pagi ini.

Benar saja, tak lama Orion datang dan duduk di samping Naara sambil membuka sarapan yang sengaja Naara buat untuknya.

"Wahhh nasi goreng lada hitam." Ujar Orion dengan mata berbinar.

"Kebetulan gue punya resep itu." Jelas Naara yang gemas melihat wajah excited Orion.

"Sumpah ini enak banget. Please nikah sama gue biar tiap hari gue dimasakin beginian." Ujar Orion dengan polosnya.

"Lambe mu astaga sembarangan aja kalo ngomong. Btw gue ngantuk, bangunin gue kalau udah mulai rame ya." Orion hanya mengangguk karena ia sedang asik memakan sarapannya.

Sementara itu Naara memejamkan matanya karena semalam ia kurang tidur.