Chereads / Tujuh Out 9 / Chapter 6 - 5. Zona Bahaya Cewek 2!

Chapter 6 - 5. Zona Bahaya Cewek 2!

Farah memasuki WC yang sangat bau dan begitu jorok, terlihat puntung rokok di tong sampah yang tidak tertutup dipojokan, dan hanya ada satu WC yang tertutup Farah masuk kedalam yang pintunya diganjal oleh batu untuk sementara.

Di sekolah belum ada WC khusus cewek, jadi masih dibilang WC umum, setelah Farah selesai buang hajat, ia keluar dengan rambut yang sengaja ia basahi dibalik topi almamater nya.

Mampir dulu ke kantin adalah hal paling menarik di jam-jam yang membosankan untuk menunggu waktu pulang. Farah memesan mie Indomie tanpa cabe dengan satu gelas air putih dingin.

"Hey brow, boleh gabung?" Tanya Algar yang tadi sempat mengikuti Farah.

Farah tidak berbicara hanya mengangkat satu alisnya keatas, yang diyakini Algar tanda ia mengizinkan untuk duduk bersama menikmati makanan yang mereka pesan masing-masing.

"Farhan? Eh maksud gue Farah." Ucap Algar yang berniat agar bisa lebih dekat dengan Farah, karena kebetulan juga ia satu kelas.

"Heem," gumam Farah yang masih fokus dengan mie yang sudah dicampur kecap dengan warna yang berubah sedikit kecoklatan.

"Kebetulan kita kan satu kelas, gue sebagai ketua kelas mau lo yang jadi bendahara kelas," Ucap Algar yang keliatan memaksa.

"Kenapa harus gue," Tanya Farah.

"Lo kan cewek, cewek selalu apik kalo soal uang," Algar meyakinkan Farah berdasarkan pengalamannya yang ia tahu dari sifat ibunya.

"Oke," Ucap Farah yang kemudian pergi dari hadapan Algar.

"Dia cantik tapi dia kaya laki, tapi itu mungkin cara ia menjaga diri disekolah ini," Monolog Algar.

---

Oos yang sudah pulang duluan dengan setengah rokok untuk sogokan satpam gerbang depan agar pulang lebih awal dan bisa ketongkrongan dulu bersama yang lain. Oos yang dari tadi mengkhawatirkan adiknya dijemput oleh cowok sembarangan, menyuruh Raga teman satu geng nya untuk menjemput adiknya.

"Ga lo kan penakluk cewek, jemput gih Adek gue," Ucap Oos dengan menepuk bahu Raga dari belakang.

"Emang lo punya Adek cewek?" Tanya Raga tidak percaya. Dan sifat fuckboy nya datang dengan sendirinya dari raut wajah Raga.

Pete yang mendengar obrolan mereka, tiba-tiba bicara tentang adik Oos yang sekolah di STM mereka tanpa sepengetahuan kakaknya sendiri kepada anak-anak ditongkrongan, bertujuan juga untuk menjadi bodyguard Farah agar tetap aman berada di zona bahaya cewek selama tiga tahun kedepan.

"Makasih Te," Ucap Oos, dan tidak disadari Raga sudah tidak ada disampingnya, karena ia begitu penasaran tentang adiknya Oos yang baru dibicarakan oleh Pete.

"Os doain gue berhasil," Ucap Raga meminta restu yang sudah menjalankan motornya, dan mereka aamiin kan bersama.

"Emang dasarnya fuckboy, soal cewek gercep, tapi lo percaya sama si Raga," Tanya Ace yang penasaran dengan tujuan Oos menyuruh pawang cewek bertindak.

"Gue percaya dia gak bakal macem-macem sama Adek gue, karena pasti satu frekuensi," Ucap Oos, Oos tahu sifat Raga yang sebenarnya softboy.

---

Celana training hitam, kaos loreng, dan tas orange yang dipakai Farah membuat Raga terpesona dengan style simple yang dipakainya, karena Farah sengaja ganti baju demi menjaga identitasnya bersekolah di STM 1 SPA.

Sengaja untuk tidak segera menyapa, Raga malah asik dengan tatapannya ke arah Farah, yang langsung fokusnya terganggu karena Farah didekati laki-laki yang mengajaknya mengobrol.

Algar adalah laki-laki tersebut, dan titolak mentah-mentah oleh Farah dengan alasan "lebih baik naik gojek, dari pada bareng sama lo yang ada maksud," Ucapnya menolak ajakan Algar.

Raga yang sempat mendengar penolakan Farah, pura-pura menjadi gojek yang ditunggunya dari tadi.

"Mba Farah," Sapa Raga dengan sopan, meniru gaya bang gojek dengan setelan sewaannya dari bang gojek yang ia hadang tadi.

Tanpa basa basi Farah langsung menaiki motor Raga, dan menjaga jarak dengan Algar karena ia ingat dengan perkataan Abangnya tentang "Zona bahaya cewek," dan harus lebih selektif memilih teman.

Farah mengeluarkan sarung dari tas orange nya, dan meminta untuk menepi sebentar ke pinggir kepada Raga.

"Bang boleh pake sarungnya juga?" Ucap Farah yang sudah memakai sarungnya.

Raga yang heran dan sekaligus senang bisa sarungan bersama, mendadak gugup dan tidak mau melewatkan kesempatannya.

"Biar apa?" Ucap Raga yang sok jual mahal didepan Farah.

"Supaya saya tidak terjengkang Bang, saya suka ketiduran kalo dimotor, takutnya malah meluk mending sarungan," Farah menjawab dengan alasan yang aneh.

"Hahah, sebenernya gue bukan gojek, kenalin gue Raga teman Abang lo, udah geli gue dari tadi lo ajak pake sarung bersama," Tanpa basa basi lagi Raga mengenalkan dirinya.

"Oh," Ucap Farah singkat tanpa ada rasa takut kepada Raga.

"Kamu percaya sama aku?," Tanya lagi Raga dengan panggilan berubah menjadi aku kamu jiwa fuckboy langsung berubah menjadi softboy didepan Farah, tapi Farah yang tetap saja cuek dengan sarung yang masih ingin ditawarkan kepada Raga.

Alasan Farah mau diboncengin Raga karena Oos juga sudah memberi kabar sebelum Raga menjemput tadi, mau tidak mau sebagai Adek harus patuh kepada abangnya sesekali.

Mereka benar-benar sarungan bersama, dengan kelakuan random Farah yang masih menjaga jarak, membuat orang-orang yang berpapasan dengan mereka melihat aneh dan menahan senyum, tanpa dihiraukan mereka perjalanan begitu tenang karena saling diam tanpa memulai obrolan. Farah lebih memilih mendengarkan lagu kesukaannya melalui earphone putih yang menempel setia di kedua telinganya.

"Woy minggir lo,"

Raga panik dengan teriakan motor lain dari arah belakang.

"Kamu pegangan Farah." Raga mempercepat kecepatan motor miliknya, setelah Farah pegangan dan aman.

Geng motor gak jelas tadi masih mengikuti mereka, sampai masuk gang perumahan, tanpa diketahui geng motor mana yang mengejar mereka yang jelas mereka memakai RX king, dengan suara motornya yang begitu bising.

"Gue pergi sama lo tetep aja gak aman," Farah kesal dan memilih turun dari motor Raga dan berjalan kaki, dengan sarungnya yang dibiarkan dibadan Raga.

"Lo jangan gegabah, gimana kalo mereka masih ngikutin," Ucap Raga yang membujuk lagi Farah, dan begitu khawatir.

"Gue mau jajan dulu laper, didepan ada siomay kayanya enak, lo kalo mau balik ya balik aja,"

"Heh, gue masih punya tanggung jawab nganterin lo sampe depan rumah, bukan sampe gang gini,"

"Serah lo, gue laper,"

Raga serius dengan ucapannya, karena ingin Farah tetap aman sampai rumah.

"Lo mau? beli aja masih banyak," Tawaran sekaligus perintah dari Farah hanya mendapat gelengan dari Raga yang kemudian melajukan motornya lagi, dengan Farah dan siomaynya.

"Sampai nih tanpa maps, gue langsung cabut ya, salam buat calon mertua,"

"Idih, bilangin sama Abang gue makasih," Ucap Farah yang langsung masuk kedalam rumah.

"Sama gue enggak?"

"Enggak,"