Diibaratkan seperti air susu yang ditetesi air tuba. Aku tenggelam kedalam air beracun itu tanpa tau bagaimana caranya untuk bangkit. Peristiwa di malam itu membuat kehidupanku yang damai hilang tanpa jejak. Aku sudah tidak bisa kembali kerumahku, bekerja. Bahkan menghirup udara pagi yang dipenuhi embunpun tak bisa lagi kurasakan. Karena semenjak saat itu, aku sudah dikurung didalam ruangan yang diisolasi yang dinamakan orang- orang jeruji besi.
Satu minggu aku disini tanpa adanya teman untuk diajak bicara. Penjaga yang mengantarkan makanan ke ruanganku menolak untuk mengatakan sepatah katapun kepadaku. Apalagi untuk mengetahui dunia luar. Aku jadi berpikir, beginikah rasanya burung-burung yang ditangkap untuk dijadikan adu kicauan itu? Mereka tidak diijinkan untuk melakukan apapun dan tak bisa membantah apapun. Seperti yang kurasakan saat ini.
Dan bila diukur, tingkat stressku saat ini sudah mencapai 75 %.
Tinggal 5 % lagi untuk bisa membuatku depresi dan gila.
Malampun datang.
Meskipun aku tidak menginginkannya.
Karena firasat burukku kian menjadi jika berada di tempat yang gelap.
Akankah aku baik-baik saja malam ini?
Aku tidak bisa menggerakkan tubuhku. Aku bahkan tidak merasakan nafasku. Aku sudah seperti sebongkah batu yang ada dipojokkan dinding.
Dan saat itu juga aku melihat seseorang tidur di tempat tidurku.
Aku hanya diijinkan untuk melihat wajahnya yang hitam dengan senyum lebar yang tampak mengerikan.
Oh Tidak !! Darah keluar dari mulutnya!
Dan dia tidak tampak seperti sedang terluka.
Terlebih lagi, sesuatu yang tergeletak disampingnya.
Seorang sipir tergeletak dengan lehernya yang patah. Dan darah yang banyak keluar dari kepalanya. Sipir itu tampak sedang meregang nyawa, karena tangan dan kakinya yang menggelinjang menahan rasa sakit. Sungguh pemandangan yang menyakitkan untuk dilihat.
"Haaaahhh.. Disini tidak ada pisau ya.. Bagaimana cara aku membelahnya?"
Katanya dengan air liur bercampur darah yang menetes dari sudut bibirnya.
Membelah?! Apa maksudnya dia akan membelah mayat itu!! Setelah apa yang telah dilakukannya dia masih akan menyiksa orang itu?!
Sungguh, aku tidak bisa menggambarkan bagaimana rasa takutku waktu mendengar perkataan itu terucap dari mulutnya. Dia seperti orang yang kelaparan dan nafsu makannya makin meningkat disaat dia melihat mayat itu.
Tanganku menggigil ketakutan, dan aku tidak bisa melakukan apapun. Untuk menolong orang tersebut. Aku lemah..
Aku berharap mimpi burukku ini akan segera berakhir!
Mataku terbuka. Akhirnya aku terbangun dari mimpi buruk itu!
Dengan tubuhku yang tiba-tiba merasa sangat bugar dan rasa stres dikepalaku hilang.
Sungguh kebetulan yang baik setelah mendapat mimpi buruk.
Tapi..
Ada yang aneh..
Mulutku serasa berlendir dan bau amis memenuhi ruangan..
Aku ingin tau apa yang terjadi padaku tapi diruangan ini sama sekali tidak ada cermin..
Apa karena tidak mandi membuatku jadi sebau ini?
Akupun bangkit dari tidurku.
Dan kuraba-raba sekelilingku, untuk mencari selimut yang entah terlempar kemana..
Tapi bukannya selimut yang kudapatkan.
Melainkan mayat mengenaskan dengan muka yang sudah tak berbentuk disamping kiriku!
TIDAK!!!
Mimpi buruk itu tidak mungkin nyata!!
"Oh Tidak! Hal buruk apa ini yang telah kau lakukan, nona Windy!!"
Istri dari seorang sipir menerobos masuk kedalam ruanganku. Dia menatapku dengan geram.
"Kupikir kau adalah orang yang baik dan aku bahkan sudah berjanji untuk menjadi saksimu! Tapi! Bukti nyata sudah ada didepan mataku! Teganya.. Kau membunuh suamiku yang bahkan tak melakukan kesalahan apapun!!" Dia berkata dengan isak tangis yang makin menjadi.
"Aku bersumpah! Aku akan membuatmu dihukum mati!"
AKU TELAH DIFITNAH!!