Duduk di pinggiran sawah dengan Seblak yang panas nan pedas. Asap mengumpul begitu pekat dengan bau khas kencur mengunggah selera makan.
"Gimana rasanya?" Tanya Adnan sambil memperhatikan Myta yang sedang menikmati seblaknya.
"Hem, hampir mirip buatan ibu Dila!" Ujar Myta sedangkan Adnan tergelak mendengar ucapan Myta
"Ya iyalah mirip wong mereka berdua kakak adik pasti engga beda jauh ckckckck." Decak Adnan sambil menahan tawanya.
"Oh iya deh, mereka kan kakak adik ya. Eh btw Lo kenapa ngajak makan di sawah bukan di warung ibu Anjani aja, toh tadi juga ada teman Lo kan ?" Tanya Myta sambil meniup seblaknya sedangkan Adnan memperhatikan Myta dengan pandangan entahlah.
"Eum..., ya gpp si cuman pengin aja. Jarang kita ngobrol berdua kek gini. Dan lo pasti tahu kan setiap kita bertemu pasti selalu bertengkar mulu." Kata Adnan sambil memakan seblaknya juga.
"Gimana engga kesal coba kalau setiap ngajak ribut lo selalu engga pernah ngalah sama gua, harus nya Lo ngalah sama cewek. Bukan pengin menang sendiri. ngerti ga?" Tanya Myta sambil melihat ke sampingnya dan seketika Adnan gelagapan ketika Myta menoleh ke arah nya.
"Eh gimana tadi?" Tanya Adnan Sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Ada yang aneh gitu sama muka gua?" Tanya Myta sambil meraba wajahnya.
"Engga ada yang aneh ko. Tadi ngomong apa ?" Tanya Adnan sambil menganggukkan kepalanya.
"Engga jadi udah jadi ke TELEN." Ujar Myta sambil menekan kata telen sedangkan Adnan sebagai lelaki yang tak peka hanya mengangguk kepala saja.
"Myta kalau ada yang melamar Lo gimana?" Tanya Adnan seketika Myta tersedak sendiri dan muka nya langsung memerah, " Eh sorry, jika pertanyaan gua membuat Lo tersedak!" Ujar Adnan sambil mengibaskan tangannya ke arah Myta dan Myta menggeplak tangan Adnan.
"Adnan air minum, huhuhuhu.., mana cepetan." Teriak Myta dengan nafas memburu dan Adnan dengan bodoh nya kelabakan sendiri mencari botol minumannya.
"kang loh!" Ucap Myta sambil menunjuk ke arah belakang Adnan dan Adnan langsung membalikkan badan mengambil botolnya lalu menyerahkan kepada Myta dan Myta menandaskan air minum punya Adnan meski itu bekas di minum oleh Adnan.
"Gimana masih pedas ga?" Tanya Adnan dengan hati-hati yang melihat ke arah Myta yang sedang menyeka keringat yang bercucuran di dahi nya.
"Lo kalau mau tanya lihat dulu orang nya lagi apa, jangan asal tanya kan kek gini. Untung aja gua kagak mati!" Delik Myta sambil mengerutkan bibirnya.
"Iya maaf lain kali kagak lagi dah. Ya kan gua juga engga lihat Lo pas masukin ke dalam mulut seblak Lo nya jadi gua kagak tahu." Bela Adnan
"Nah kan kek gini masalah sepele aja Lo kagak mau ngalah sama gua, ya iyalah jika gua selalu baku hantam sama Lo." Ucap Myta sambil melanjutkan makanan nya.
"Jadi soal pertanyaan gua gimana?" Tanya Adnan sambil menatap Myta dengan tatapan bingung.
"pertanyaan yang mana?" Tanya Myta sambil mengunyah makanannya
"Lupakan mungkin lain kali gua akan tanya sama Lo. Ya udah cepatan ke buru magrib nanti bapak Lo nyariin lagi. Bisa berabe urusan nya sama gua." Kata Adnan sambil menunjuk ke arah seblaknya Myta.
""Gua mah tinggal dikit Lo, yang masih banyak. Makanya jangan terlalu banyak bicara kalau lagi pas makan oke!" Ucap Myta sambil melihat ke arah matahari yang mulai terbenam.
"Ya udah Lo juga jangan jawab pertanyaan dari gua dong, biar gua engga tanya-tanya Mulu ke Lo." Ujar Adnan sedangkan Myta mendelik ke arah Adnan," Dih apaan coba ,Lo yang tanya ya gua jawab lah. Lagian siapa suruh Lo tanya -tanya ke gua." Ucap Myta sambil melirik ke arah Adnan sedangkan Adnan terdiam tanpa menjawab ucapan Myta fokusnya kini ke depan menghadap ke arah matahari yang mulai terbenam.
"Ta matahari nya bagus ya cerah banget," Ucap Adnan dengan tiba-tiba dan di balas dengan anggukan dari Myta ," Ta mungkin matahari paling berguna di muka bumi tanpa matahari bumi tidak ada gravitasi ataupun kehidupan tapi meskipun begitu bintang selalu menemani di malam hari. Meskipun tidak terlalu terlihat dari jauh tapi bintang selalu menemani di sisi kita tanpa kita sadari hanya saja itu di tutupi oleh kabut hitam." Ucap Adnan sambil menghela nafas dengan kasar.
"Iya benar. Matahari menjadi poros dalam setiap kehidupan tapi kita selalu lupa bahwa ada bintang yang menemani kita di malam hari." Kata Myta sambil menepuk pundak Adnan.
"Lo percaya cinta muncul karena terbiasa?" Tanya Adnan sambil memutarkan badan ke arah Myta.
"Kalau untuk itu gua engga tahu karena gua belum pernah mengalami jatuh cinta. Jadi buat gua itu pertanyaan yang sulit di jawab!" Ujar Myta sambil meneguk minuman Adnan.
"Kalau suatu kita akan bertemu dengan pasang masing-masing Lo mesti gimana?" Tanya Adnan
"Harus gimana apa nya, wong jelas kita musuhan satu kampung juga tahu bahwa kita musuhan." Ucap Myta sambil terkekeh pelan.
"Kalau musuhan mana mungkin kita duduk berdua sambil liat matahari terbenam dan memakan seblak." Delik Adnan sedangkan Myta tergelak mendengar ucapan a
Adnan barusan. " hehehehe tapi kalau di pikir-pikir emang pernah kita kek gini sebelumnya?, Belum pernah kan ini juga kalau bukan karena seblak gua kagak mau." Ujar Myta sambil menguap tanpa menutup mulutnya.
"ini kalau menguap ya mbok di tutup, Lo itu perempuan." Kata Adnan sambil menyentil pelan dahi Myta, "Lagi pula sebelum kita bertemu gua pasti di introgasi sama teman-teman Lo jadi ya mungkin udah takdir." Ucap sambil terkekeh pelan.
"Dah ah gua mau balik, udah mau magrib nanti gua di omeli sama ibu gua. Lo mau pulang atau nunggu padi mengkuning atau sampai lebaran monyet?" Tanya Myta sambil berlari meninggalkan Adnan sedangkan Adnan tergelak mendengar seruan dari Myta.
"Awas Myta gua kejar ya Lo." Teriak Adnan sambil menyusul Myta dan Myta tertawa terbahak-bahak mendengar umpatan dari Adnan meskipun samar-sama mendengar tapi telinga nya tajam untuk mendengar ucapan Adnan.
"Lo lelaki Cemen, ngejar cewek aja engga bisa. Huhuhuhu Adnan dasar banci kaleng-kalengan." Teriak Myta sambil menjulurkan lidah ke arah Adnan dan tak lama Adnan menangkap tangan Myta. " Nah kan kena kan Lo. Udah sana balik udah mau Adzan. Gua antar ke rumah Lo." Ujar Adnan sambil melepaskan tangan Myta.
"Eh engga usah. Lo pulang aja gua balik dulu ya makasih atas traktiran nya." Ucap Myta sambil melambai tangan ke arah Adnan, " Ingat sebelum gua ngomong ke Lo soal teman gua. Jangan lupa Lo bicara sama teman-teman Lo yang lain oke!" Teriak Adnan dan di balas dengan oke menggunakan jari Myta yang menandakan Oke.