"Kenapa lo?" tanya Reyfan diikuti Nando yang entah kapan sudah ada di belakang Virgo.
"Ck, kumpulin semua anak osis. Gue tunggu di ruangan." Ucapan Virgo masih sama dengan nada percakapan dengan Alzena tadi.
~~~~~•VIRGO•~~~~~
Sudah 1 jam lebih Alzena mengikuti seleksi untuk menjadi kapten futsal putri. Tiba saatnya pengumuman. Mereka berbaris di depan pak Fahmy-guru olahraga sambil mengipasi wajahnya menggunakan tangan.
"Langsung aja saya pilih siapa yang pantas menjadi kapten futsal putri." Pak Fahmy menoleh ke arah Alzena yang sedang menunduk memainkan kukunya.
"Zena," panggil Fahmy.
"Hadiroh." Zena mengangkat tangannya. Ia dari tadi tidak mendengarkan perkataan pak Fahmy yang ia tahu pak Fahmy sedang mengabsen.
"Kamu saya pilih menjadi kapten futsal."
Spontan teman-teman Alzena menengok ke arahnya. Alzena mendengarkan perkataan pak Fahmy tetapi ia pura-pura tidak mendengar ia hanya menunduk melihat kakinya yang sedang memainkan semen lapangan.
"Pak."
Panggil salah satu teman Alzena. Namanya Grece, cewek yang membenci Alzena kerena menurutnya Alzena itu cewek caper yang hanya ingin dipuji-puji.
Pak Fahmy menoleh ke arah sumber suara. "Saya gak terima. Saya itu kakak kelas dia dan saya lebih jago dari dia, pak," ucap Grece sambil menunjuk Alzena, "masa dia yang jadi kapten. Main aja gak becus." ucapan Grece membuat Alzena mengangkat kepalanya. Zena menatap cewek itu geram dengan ucapannya.
"Cielah kalah mah kalah aja," sindir Levia-sahabat Alzena yang berada pas di samping Grece.
Grece menatap Levia tidak suka.
"Ini sudah keputusan saya. Karena dari segi skill Alzena lumayan bagus," ucap pak Fahmy.
"Oh, maksud bapak, saya mainnya jelek? Oke gak masalah. Mending saya buat tim sendiri. Dan bapak bisa lihat mana yang paling bagus. Tim saya atau tim caper."
"Dih ngakak," ucap Zena lirih.
Pak Fahmy mengangguk setuju. "2 minggu lagi ada pertandingan antar sekolah. Jadi, nanti bapak pilih tim diantara kalian. Silahkan kalian tentukan timnya masing-masing. Ketemu lagi di minggu depan."
¤¤¤¤¤
4 orang memihak Grece 4 tim lainnya memihak Alzena dan yang lainnya memilih tidak masuk ke dalam tim antara keduanya, karena mereka tau apa yang akan terjadi suatu saat pada kedua tim ini.
Terlihat di meja kantin paling pojok terdapat tim Grece yang sedang menunggu makanan yang di pesannya. Mereka sibuk dengan ponselnya masing-masing berbeda dengan Grece yang sedari tadi sedang memikirkan sesuatu, entah apa. Cewek itu sesekali menghembuskan napas kasar.
"Virgo, nama tim kita Virgo," ucap Grece spontan. Temannya menatap Grece aneh, pasalnya nama yang digunakan untuk tim adalah nama cowok ketua osis.
"Karena, y-ya gue suka sama Virgo," lanjut Grece dengan alasan konyol.
"Terserah lo deh, Grec." Mereka mengambil pesanan yang dibawa mbak Narni-penjual.
¤¤¤¤¤
Di sisi lain, Zena dan teman timnya sedang makan bakso tak jauh dari Grece.
"Nama tim kita apa dong?" tanya Revina sambil mengunyah bakso.
"Tim... beautiful!!" sahut Levia semangat.
"Jangan. Terlalu alay tau gak. Cantik itu diakui bukan mengakui," ucap Revina.
Levia tidak mendengarkan omongan Revina, ia menatap ponselnya penuh kesedihan, "Huwaa hiksss, ini gak mungkin. GAK MUNGKINN." Levia menangis, dan berteriak sejadi-jadinya.
"Lev, maaf bukannya gue gak nyetujui saran nama tim dari lo, tap-" ucapan Revina terhenti ketika Levia melihatkan sesuatu di ponselnya
"Bukan itu, Nih liat."

Ponsel Levia dilihat semua teman-temannya. Bukannya kasihan, mereka malah menahan tawa.
"Dia minta putus. Hikss." Levia menangis. Cewek ini memang cewek paling lebay dari daftar teman Alzena, tetapi ia selalu baik kepada siapa pun, kecuali orang yang sudah berbuat jahat kepadanya atau kepada temannya.
Semua teman tim futsal Zena, mengalihkan pandangannya dari hadapan Levia hanya ingin melepaskan tawanya. Sedangkan Alzena masih melihat chatan antara Zena dan Bagus-pacar Levia yang detik ini juga sudah menjadi mantan Levia.
"Yang sabar, cowok masih banyak. Di pasar. Jangan nangisin orang kek dia, dia bukan orang yang baik buat lo," ucap Zena mengelus pundak Levi.
Air mata Levia sudah tidak ada lagi di pipinya, cewek ini diibaratkan motor macet. Berhenti tiba-tiba.
"Gimana nama timnya?" Tanya Levia langsung kembali ke topik awal. Teman Levia sudah tak heran lagi dengan kelakuan dan sifat sahabatnya ini, suka melupakan hal yang membuatnya kesal dan sakit dalam hitungan menit.
"Tim EliteVenom (Racun Elit) gimana?" tanya Natasya-salah satu tim Zena.
"Serah deh mau apa aja," ujar Alzena, lalu meminum es tes yang ia pesan barusan.
"Oke deal."
BRAKK!
Virgo dan ke dua temannya datang sambil menggebrak meja, membuat Alzena keselek es batu dan menyembur air yang sudah masuk ke dalam mulut tepat ke arah baju Virgo.
"Zena! Liat nih baju gua. Lo bisa gak sih kalo minum gak usah kek anak kecil," bentak Virgo di hadapan Zena.
Zena berdiri sambil menyelipkan rambutnya ke belakang daun telinga. "Karma!"
"Bersihin baju gua!"
"Gak!"
"Bersihin."
"Gak mau!! Jemur aja tuh di lapangan." Zena memalingkan wajahnya sambil tersenyum puas. "Lagian ini salah lo, kenapa pake ngegebrak meja," Lanjut Zena.
"Kenapa masih di sini lo tau kan ini sudah bell masuk kelas." Virgo mengubah topik pembicaraan. Zena menengok kanan kiri, ia baru sadar kalau di kantin sudah sepi.
"Gue kan habis olahraga."
"Temen lo yang lain juga olahraga dan dia udah masuk kelas," ucap Virgo.
"Lo kenapa di sini?" Zena memutar pertanyaan.
"Kita mau nongkrong lah. Udah sekarang lo masuk kelas dah. Atau lo mau di hukum," ucap Nando.
Teman-teman Zena berdiri untuk kembali ke kelas. Revina menarik lengan Alzena, tetapi Alzena masih mau di sini. Alzena benar-benar kesal dengan cowok satu ini.
"PAK! NIH VIRGO, REYFAN SAMA NANDO GAK MAU MASUK KELAS, MAU NONGKRONG KATANYA ." Zena menipu Virgo dan temannya. Teman Alzena sudah lari ke kelas terlebih dahulu. Saat Virgo menoleh mencari keberadaan pak Taufik, Alzena mengambil air es bekas temannya yang masih tersisah. Lalu menyiram air itu ke baju Virgo, Reyfan dan Nando. Alzena pun meletakan gelas ke meja lalu berlari menyusul teman-temannya.
"WOY! KURANG AJAR LO."
~~~~~•VIRGO•~~~~~