"Aku memang ... Tunggu sebentar." Milly mengerutkan dahinya. "Apa katamu? Bubur jagung? Dari mana kamu tahu ..."
"Aku penasaran apa saja yang Martin katakan." Nick menyugar rambutnya yang tampak berantakan terkena angin. Oh Tuhan, Nick tampak sangat seksi. Milly menelan ludah. "Seharusnya aku memberikannya langsung saja padamu," lanjut Nick.
Bubur jagung terenak yang pernah Milly makan seumur hidupnya, ternyata itu adalah buatan Nick? Sungguhkah? Sebongkah agar-agar raksasa menggelinding di perut bagian bawahnya. Sial. Perasaan seperti itu kembali menerjangnya.
"Jadi waktu itu kamu ke rumah sakit?"
"Ya." Nick tampak sedih dan menyesal. "Aku melihat semuanya. Kamu ... mengamuk. Aku ingin sekali ke sana, tapi aku tidak ingin membuatmu semakin marah karena melihatku."
Milly mendengus kesal. "Kamu terlalu pengecut untuk menghadapiku."
"Kamu boleh menyebutnya seperti itu." Nick menunduk mengakuinya dengan pasrah.
"Aku tidak percaya," ucapnya lebih pada dirinya sendiri.