"Terima kasih ya, Ika." Marshal tampak mengagumi jam tangan pemberian Ika.
"Sama-sama. Kalau ukuran lingkar jamnya tidak pas, nanti besok akan aku bawa ke tukang jam agar disesuaikan dengan ukuran tanganmu," ujar Ika.
"Tidak usah. Aku bisa memperbaikinya sendiri. Sekali lagi terima kasih ya, Sayang."
Mereka kemudian keluar dari parkiran mall. Marshal mengantarkan Ika pulang. Sepanjang jalan Ika terus bernyanyi-nyanyi lagu selamat ulang tahun agar Marshal senang. Ini adalah hari lahirnya. Ika harus merayakannya.
Ika terus bernyanyi hingga Marshal sakit kepala. "Sudah cukup. Jangan bernyanyi lagi."
Akhirnya, mereka tiba di depan rumah Ika. Dengan cepat Marshal menarik wajah Ika dan kemudian mencium bibirnya dengan bersemangat. Lutut Ika langsung terasa lemas. Ia pasrah saat Marshal melumat bibirnya.
Ika balas menciumnya dan kemudian memeluk leher Marshal seolah tak ingin melepaskannya. Ciuman Marshal semakin lama semakin dalam. Tangannya bergerak untuk menyentuh dada Ika.